Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu yang Bunuh Anaknya di Jember Disebut Tetangga Kerap seperti Orang Kesurupan

Kompas.com, 9 Juni 2023, 14:55 WIB
Bagus Supriadi,
Krisiandi

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com – Maimunah (46) warga Dusun Sumberlanas Barat, Desa Harjomulyo, Kecamatan Silo Kabupaten Jember, Jawa Timur yang diduga membunuh anak kandungnya disebut sering mengalami seperti orang kesurupan.

Bahkan, keluarga Maimunah sudah sering membawanya ke pengobatan alternatif. Penyakit seperti keserupan itu disebut mulai membaik sejak lima bulan lalu.

Kepala Desa Harjomulyo, Kartono mengaku kaget ketika Maimunah menghabisi nyawa anaknya.

Baca juga: Diduga Sebar Hoaks tentang Gibran di WhatsApp, Oknum Guru ASN di SMKN Jember Dibina

Sebab, anak kandungnya itu merupakan anak yang tampak paling disayang.

“Dia anaknya tiga, yang dibunuh ini anak bungsu, yang dua sudah menikah semua,” kata dia pada Kompas.com via telpon Jumat (9/6/2023).

Menurut dia, pada malam pembunuhan, semua permintaan anak untuk membeli jajanan selalu dipenuhi.

Bahkan, pada waktu maghrib, Maimunah masih mengantarkan anaknya membeli jajan di warung sekitar rumah.

Di malam yang sama, Maimunah juga membagi cerita sedang menyiapkan sayur untuk dimakan esok harinya.

Harapannya, besok ketika sang suami hendak berangkat bekerja, dia sudah langsung memasak.

“Kami kaget ketika ada kabar pembunuhan itu, karena tidak ada tanda-tanda kesurupan kambuh,” jelas dia.


Menurut Kartono, Maimunah sudah mengalami kesurupan itu sekitar dua tahun yang lalu. Namun dia tidak pernah mengamuk, hanya berbicara sendiri.

“Selama ini tak pernah ngamuk, juga sudah sering cari obat alternatif,” tambah dia.

Hal senada juga diakui oleh tetangga Maimunah, yakni Lukman. Dirinya mengaku tidak pernah menyangka akan ada pembunuhan.

Selain itu, warga juga menilai kesurupan itu karena kerasukan jin.

"ada yang bilang karena kesurupan jin sehingga sering melamun dengan tatapan kosong," jelas dia.

Baca juga: Ibu di Jember Bunuh Anak Kandungnya di Kamar, Diduga Depresi

Sebelumnya diberitakan Maimunah (46) warga Dusun Sumberlanas Barat, Desa Harjomulyo, Kecamatan Silo Kabupaten Jember, Jawa Timur tega membunuh anak kandungnya, NJ (6) pada Jumat (9/6/2023).

Kapolsek Silo AKP M Na’I menjelaskan pembunuhan anak itu diketahui oleh sang ayah, yakni Muhammad Shaleh (57). Saat itu, sang ayah mendengar suara dengkuran dari kamar tempat anaknya tidur.

Ketika Shaleh hendak masuk, namun pintu dikunci. Akhirnya, Shaleh berteriak sehingga warga sekitar berdatangan. Kemudian pintu didobrak dan sudah mendapati anaknya meninggal dunia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau