Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepakat Damai, Warga dan Mahasiswa yang Ricuh di Malang Saling Cabut Laporan

Kompas.com - 30/05/2023, 15:59 WIB
Nugraha Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Warga dan mahasiswa asal luar Jawa yang terlibat kericuhan di Kelurahan Merjosari, Kota Malang, Jawa Timur, bersepakat damai. Polisi melakukan mediasi terhadap kedua belah pihak hingga terjadi perdamaian.

Kapolsek Lowokwaru AKP Anton Widodo mengatakan, warga menyatakan bahwa keributan yang terjadi karena kesalahpahaman.

"Sudah ada pertemuan mediasi kedua belah pihak. Dari pihak warga menyatakan bahwa itu adalah kesalahpahaman, dan mereka bersepakat menempuh jalur kekeluargaan," kata Anton pada Selasa (30/5/2023).

Baca juga: Duduk Perkara Bentrok Mahasiswa Luar Daerah dengan Warga Malang, 5 Rumah Rusak

Warga juga tetap memperbolehkan mahasiswa untuk tinggal di lingkungan setempat.

"Diperbolehkan, kan hak warga negara boleh tinggal di mana saja dengan catatan mematuhi adat dan istiadat," katanya.

Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto mengatakan, warga dengan mahasiswa telah melakukan mediasi pada Senin (29/5/2023) di Mapolresta Malang Kota. Termasuk permohonan maaf dari kedua belah pihak.

"Alhamdulillah dari Keluarga Besar Indonesia Timur Bersatu bersama RT RW dari Merjosari sudah sepakat melakukan perdamaian," katanya.

Kedua belah pihak juga bersepakat untuk mencabut laporan polisi yang ada.

"Terkait dua perkara saling lapor akan dilakukan pencabutan," katanya.

Kronologi kejadian

Sebelumnya diberitakan, kericuhan antara warga dengan mahasiswa terjadi pada Jumat (26/5/2023) malam.

Peristiwa itu terjadi di lingkungan RT 3 RW 5, Jalan Joyo Suryo, Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur.

Kapolsek Lowokwaru AKP Anton Widodo mengatakan, keributan yang terjadi berawal dari sekitar 10 mahasiswa asal luar Jawa yang bergurau sekitar maghrib.

Warga setempat memberitahu untuk tidak ramai dengan maksud menghargai masyarakat yang hendak ibadah.

Para mahasiswa itu juga dalam pengaruh minuman keras.

"Menjelang Maghrib, suara mereka (beberapa mahasiswa asal luar Jawa) berguraunya kencang, dikasih tahu oleh warga, dibilangi 'Hei mas mau Maghrib jangan kencang-kencang kalau guyon'," kata Anton pada Sabtu (27/5/2023).

Namun, peringatan warga tersebut dihiraukan dan justru beberapa mahasiswa itu tidak terima mendapat perlakuan tersebut.

"Dihiraukan, akhirnya warga ngomong ke orang-orang kampung lainnya kalau diperingatkan enggak terima," katanya.

Selanjutnya, warga menemukan adanya salah satu mahasiswa yang membawa senjata tajam (sajam). Mahasiswa tersebut diamankan oleh warga dengan diikat tali rafia.

"Dari anak-anak itu ada salah satu bawa sajam, akhirnya sama warga diamankan sajam itu, anak ini informasinya diikat sama tali rafia," katanya.

Diduga mahasiswa tersebut juga diduga mendapatkan perlakuan penganiayaan fisik.

"Ya, kalau melihat reaksi dari korban iya, karena ada bekas luka yang sudah divisum," katanya.

Lebih lanjut, mahasiswa tersebut dapat kabur dan memberitahukan kepada teman-temannya bila mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan.

Para mahasiswa asal luar Jawa itu kemudian mencari pelaku yang mengikat temannya. Namun, belum bertemu dengan pelaku, para mahasiswa merusak rumah warga.

"Kemudian bisa lari anak itu ke teman-temannya kalau dia diperlakukan begitu, mereka cari orang yang mengikat temannya. Nah, itu belum ketemu sama pelakunya, belum ketemu sama anak yang ikat ini sudah marah duluan, rumah warga dirusak," katanya.

Kemudian, petugas kepolisian mendatangi lokasi kejadian untuk meredam situasi. Selain itu, juga menyarankan terduga korban mahasiswa untuk melapor ke Kantor Polsek Lowokwaru.

Sedangkan warga yang rumahnya rusak melapor ke Polresta Malang Kota.

Selain itu, tidak ada warga yang mengalami luka dalam peristiwa tersebut.

"Akhirnya saya datang ke sana, saya bilang kalau memang kamu merasa korban diikat dan dipukuli ya lapor ke polsek, tadi malam anak itu bikin laporan kita terima, pagi ini warga gantian melapor bahwa rumahnya dirusak oleh kelompok mereka," katanya.

Baca juga: Viral, Video Warga Menerobos dan Hendak Menumpang Mandi di Ruang Direktur PDAM Malang, Protes Air Mati 3 Hari

Ke depan, pihaknya akan memberikan pemahaman kepada kedua belah pihak untuk saling menjaga kondusifitas Kota Malang.

"Kita sama-sama memberikan pemahaman kepada mereka, artinya kepada kelompok anak-anak yang ngekos di situ, kan mereka ini tamu. Mereka tujuannya sekolah, jadilah tamu yang baik. Warga pun sama, artinya dengan mahasiswa datang ke tempatnya, juga untuk kos, sama-sama paham hukum, ketika ada permasalahan jangan berbuat sendiri," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa Garut M 6.5, Guncangan Terasa Kuat di Trenggalek

Gempa Garut M 6.5, Guncangan Terasa Kuat di Trenggalek

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com