Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Warga Menerobos dan Hendak Menumpang Mandi di Ruang Direktur PDAM Malang, Protes Air Mati 3 Hari

Kompas.com, 29 Mei 2023, 06:11 WIB
Pythag Kurniati

Editor

MALANG, KOMPAS.com- Video yang memperlihatkan seorang lelaki menerobos masuk kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang, Jawa Timur untuk menumpang mandi di ruangan direktur, viral di media sosial.

Tak hanya itu, pria tersebut juga nekat menaiki tangga untuk bertemu dengan direktur PDAM. Namun aksinya dicegah oleh petugas keamanan.

Dalam video yang diunggah di akun Tiktok @DannyLahor, tampak seorang pria mengalungkan handuk di lehernya dan membawa gayung.

Terlihat pula dua anak kecil yang diduga adalah anaknya. Sedangkan perekam diduga adalah istri lelaki tersebut.

Baca juga: Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 29 Mei 2023: Pagi Cerah dan Sore Cerah Berawan

Ingin bertemu direktur

Lelaki itu tampak mencari-cari ruangan direktur setelah masuk ke kantor PDAM.

Seorang sekuriti kemudian mengikutinya dan mencoba menghentikan aksinya.

"Saya mau mandi di ruangannya direktur, nyuci baju juga. Saya tiga hari enggak mandi e," katanya sembari mencoba menaiki tangga.

"Orangnya (direktur) sedang tidak ada, Bapak, kalau mau mandi di sini ada toilet," kata sekuriti tersebut.

Baca juga: Tragedi Peniwen, Pembantaian Relawan Palang Merah di Malang

Petugas juga menjelaskan bahwa inisiden air mati disebabkan karena kebocoran pipa.

"Belum selesai sampai sekarang? Kemarin katanya sudah normalisasi dan sebagainya, tapi nyatanya sampai hari ini air tidak mengalir. Jangan bicara SOP, saya membayar untuk PDAM," kata pria itu.

Penjelasan Perumda Tugu Tirta

Sementara itu dari akun resminya, Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang memberikan informasi mengenai gangguan layanan.

Pernyataan resmi itu dikeluarkan pada Rabu (24/5/2023) dan Minggu (28/5/2023).

Pada keterangan yang diunggah di Instagram Minggu (28/5/2023) Perumda Tugu Tirta membenarkan telah terjadi gangguan aliran air lantaran kebocoran pipa.

"Sehubungan dengan adanya penurunan suplai aliran dan kebocoran pipa di Dawugan yang masih dalam proses tindak lanjut oleh petugas, maka aliran air berpotensi kecil hingga tidak mengalir selama proses identifikasi dan perbaikan," kata Perumda Tugu Tirta, Minggu (28/5/2023).

Baca juga: Pantai Tamban di Malang: Daya Tarik, Harga Tiket, Jam Buka, dan Rute

Dalam unggahan tersebut juga dijelaskan sejumlah wilayah yang terdampak seperti Jalan Baiduri Pandan, Jalan Baiduri Bulan, Jalan Tata Surya, Jalan Planet-planet, Jalan Raya Tlogomas, Jalan MT Haryono, dan sejumlah wilayah lainnya.

"Pelanggan diimbau menampung alir ketika teraliri," kata keterangan dalam unggahan tersebut.

Sumber: Kompas TV, akun resmi Permuda Tugu Tirta

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Surabaya
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Surabaya
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau