MALANG, KOMPAS.com - Supiyah (93), calon jemaah haji (CJH) tertua di Kota Malang, Jawa Timur, memutuskan untuk menunda keberangkatannya karena anaknya tak masuk dalam daftar kuota tahun ini.
Berdasarkan data Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Supiyah seharusnya berangkat tahun ini dan menjadi CJH tertua asal Kota Malang.
Namun, dia memutuskan tidak berangkat karena anaknya, Suryati (64), yang diharapkan bisa mendampingi ke Mekkah tak masuk kuota sebagai CJH tahun ini.
"Enggak jadi berangkat tahun ini, ya enggak tega melepas sendirian. Kan harapannya bisa sama saya dan suami saya (Abdul Choji), sudah disampaikan ke KBIH," kata Suryati saat ditemui di rumahnya pada Jumat (19/5/2023).
Baca juga: 355 CJH Asal Kota Malang Belum Melunasi Biaya Haji
Supiyah sepintas terlihat masih sehat meski usianya sudah senja. Namun, pendengarannya sudah kurang baik sehingga saat diajak bicara perlu dibantu oleh Suryati.
"Kalau shalat masih berdiri, untuk jalannya sudah agak kurang tenang," katanya.
Baca juga: Calon Jemaah Haji Tertua di Pamekasan Lunasi Biaya Haji dengan Menjual Sepasang Sapi
Supiyah mendaftar haji bersama Suryati dan Abdul Choji (72) pada 2018. Saat itu, diharapkan pada 2021 sudah bisa berangkat. Namun, pandemi Covid-19 membuat Pemerintah Indonesia melarang warganya berangkat haji.
Lebih lanjut, Supiyah saat ini juga sudah menerima perlengkapan haji seperti seragam, mukena dan tas. Keluarganya juga sudah membayar seluruh Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) untuk Supiyah sebesar Rp 56 juta.
Saat melunasi BPIH, keluarga Supiyah belum mengetahui adanya ketentuan soal tidak adanya pendamping untuk jemaah lansia.
"Bayar awal itu Rp 25 juta, kemudian ada tambahan Rp 31 juta jadi total Rp 56 juta, dilunasi tanggal 5 Mei lalu," katanya.
Keluarga berharap supaya Supiyah bisa berangkat haji berbarengan dengan keluarga yang lain. Atau bila tidak memungkinkan, diganti porsi Supiyah dengan Suryati dan Abdul Choji.
"Kalau tahun ini saya belum siap, karena sendirian juga, harapannya bisa ditunda atau diganti saya dengan suami," katanya.
Baca juga: Syukur, Calon Jemaah Haji Tertua Lamongan yang Berusia 98 Tahun, Daftar 10 Tahun Lalu
Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Mukhlis mengatakan, untuk ketentuan haji tahun ini tidak ada pendamping seperti anggota keluarga bagi jemaah lansia. Di sisi lain, tidak selalu pasangan suami-istri dapat berangkat haji berbarengan.
"Alasan yang memilih tidak berangkat, juga ada yang akan melahirkan, hamil, sedang sekolah di luar negeri dan alasan lainnya," katanya.
Rata-rata, para CJH lansia atau pasutri menunda berangkat haji di tahun ini. Mereka menunggu bisa berangkat berbarengan di tahun-tahun selanjutnya.
"Tidak membatalkan, jadi menunggu pendampingnya, ada mungkin tahun depan, tahun depannya lagi, nunggu pendamping masuk porsi," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.