Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

25 Tahun Hilangnya Sang Aktivis 1998, Herman Hendrawan dan Petrus Bima Anugerah

Kompas.com - 18/05/2023, 05:45 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Ternyata, Herman ke Surabaya bertujuan mengajak Dandik kembali aktif dalam berorganisasi.

Namun, dia menolak dengan alasan ingin menyelesaikan perkuliahan yang sudah satu semester terbengkalai.

Singkat cerita, Indonesia turut mengalami krisis moneter yang ketika itu juga melanda dunia, sekitar September 1997. Peristiwa tersebut kembali memicu aksi demonstrasi mahasiswa.

Akan tetapi, MPR kembali melantik Soeharto menjadi Presiden RI untuk ketujuh kalinya, pada 11 Maret 1998. Dia berpasangan dengan Bacharuddin Jusuf Habibie yang menjabat sebagai wakil.

Merespons hal itu, Herman bersama aktivis Jakarta lainya membuat konferensi pers di bawah nama Komite Nasional Perjuangan Demokrasi (KNPD), di Kantor YLBHI, pada 12 Maret 1998.

"Herman dan beberapa teman diculik, setelah keluar dari kantor YLBHI, di sekitar Jalan Diponegoro. Sejak saat itu Herman dikatakan hilang, karena komunikasinya terputus," ujar dia.

Sosok Petrus Bima

Setelah mengisap rokok di tangannya, Dandik pun melanjutkan cerita perkenalannya dengan aktivis 1998 lain yang merupakan adik tingkatnya, Petrus Bima Anugerah.

Keduanya bertemu dalam masa pengenalan kampus tahun 1993.

"Aku manggilnya Bimo (panggilan Petrus Bima), Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unair, 1993," kata pria yang sebagian rambutnya sudah mulai memutih itu.

Dandik mulai berkawan dengan Bimo saat mengikuti Komite Solidaritas Mahasiswa (KSM) Unair. Dalam organisasi itu, keduanya mulai sering bertukar pikiran terkait pergerakan.

"Secara personal Bimo pribadi menyenangkan, humoris, cerdas, dan suka bercanda. Dia kalau sekarang masih ada mungkin sudah jadi stand up comedian," ingatnya.

Selain itu, Bimo semasa berkuliah juga terkenal pintar memainkan gitar. Bahkan, pria kelahiran Malang tersebut mendirikan grup musik bersama para aktivis sekaligus seniman di Unair lainya.

"Band ini namanya Lontar, membuat lirik lagu sendiri, yang semua temanya kritik politik dan seruan perlawanan. Dia posisinya bassist dan backing vocal," ucapnya.

Baca juga: Mengenang Ita Martadinata, Aktivis HAM 1998 yang Dibunuh Sebelum Bersaksi di PBB

Karena kerap bertemu, Dandik, Bimo, Herman beserta kawan lainnya sepakat mendirikan SMID di Surabaya. Bahkan, ketiganya sering tidur bersama di lokasi sekretariat organisasi itu.

"Bimo dipanggil SMID Pusat untuk mengisi bagian Departemen Pendidikan dan Propaganda. Aku lupa tanggalnya, pokoknya sebelum Juli 1996, dia ke Jakarta sebelum Herman," jelasnya.

Bimo sempat meminta waktu kepadanya untuk memberikan tanggapan terkait panggilan tersebut. Akhirnya, Dandik mengajak kawannya itu ke rumahnya di kawasan Jalan Ngagel, Surabaya.

"Aku ngomong (ke Bimo) enggak, aku bilang kamu masih relatif baru jadi pengurus di Surabaya, kami juga masih membutuhkanmu di Surabaya. Menurutku, Jakarta sudah banyak orang pintar," kata Dandik.

Baca juga: Amnesty Internasional: Jangan Lupakan Kekerasan Seksual dalam Tragedi Kerusuhan 1998

Namun, Bimo tidak memberikan tanggapan setelah mendengarkan argumen kakak tingkatnya tersebut. Tak lama, dia akhirnya pergi ke Jakarta tanpa berpamitan ke Dandik.

Dandik kemudian kehilangan kabar dari Bimo, ketika peristiwa Kudatuli pecah. Setelahnya, dia baru mengetahui jika adik kelasnya tersebut selamat dari penangkapan para aktivis.

Singkat cerita, Dandik bertemu kembali Bimo, ketika berada di salah satu tempat kos Jalan Jojoran Surabaya, pada 1997. Tujuannya sama dengan Herman, mengajak aktif berorganisasi kembali.

Dandik teringat, Bimo pernah dikabarkan ditangkap dan dipenjara di Polda Metro Jaya, jelang pemilihan anggota DPR, yang rencananya digelar pada 29 Mei 1997.

"Bimo mengorganisir massa arus bawah PDI Pro Megawati dan PPP (Partai Persatuan Pembangunan) melawan Soeharto. Dia ketahuan tasnya berisi selebaran, seruan perlawanan terhadap Orde Baru," ceritanya.

Baca juga: Penyelesaian 12 Kasus Pelanggaran HAM Dinilai Semu sebab Pemerintah Tak Minta Maaf

Namun, Dandik tidak mengetahui secara pasti berapa lama adik kelasnya tersebut dipenjara.

Akan tetapi, dia mendapatkan kabar dari orangtua Bimo bahwa anak mereka kembali dicari polisi pada awal 1998.

"Kabar dari keluarga Bimo, mereka (polisi) mengancam, 'boleh saja kalian berbohong di mana Bimo sembunyi, tapi cepat atau lambat Bimo akan kami tangkap'," Dandik saat menirukan informasi dari orangtua Bimo.

Kemudian, Dandik bersama kawannya yang lain sudah tidak pernah mendengarkan kabar Bimo, pada April 1998. 

Baca juga: Ayah Aktivis 98 Petrus Bima Anugrah: Kalau Dia Dipanggil Tuhan, Selamat Jalan Anakku...

Cerita sang mantan dosen

Sementara itu, mantan Dosen Wali Bimo di Unair, Liestianingsih Dwi Dayanti mengatakan, anak didiknya tersebut termasuk mahasiswa aktif dan pintar, ketika berada di kelas yang diajarnya.

"Saya mengajar Bimo di Dasar Hubungan Masyarakat (Humas), mengenalnya selama satu tahun saat dia menjadi mahasiswa baru," kata Lies.

Halaman:


Terkini Lainnya

Remaja Korban Pemerkosaan di Banyuwangi Diminta Menikahi Pelaku, Pemkab: Tak Boleh Terjadi

Remaja Korban Pemerkosaan di Banyuwangi Diminta Menikahi Pelaku, Pemkab: Tak Boleh Terjadi

Surabaya
Plafon Ruang Kelas SDN di Magetan Ambrol, 3 Tahun Tak Ada Perbaikan

Plafon Ruang Kelas SDN di Magetan Ambrol, 3 Tahun Tak Ada Perbaikan

Surabaya
Mobil Terbakar di Parkiran RS Kertosono, Pemicunya Diduga 'Powerbank'

Mobil Terbakar di Parkiran RS Kertosono, Pemicunya Diduga "Powerbank"

Surabaya
Pria Ini Curi iPhone 11 dan Minyak Angin untuk Biaya Persalinan Istrinya

Pria Ini Curi iPhone 11 dan Minyak Angin untuk Biaya Persalinan Istrinya

Surabaya
Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Rumah Warga Pacitan, 4 Orang Luka

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Rumah Warga Pacitan, 4 Orang Luka

Surabaya
Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Surabaya
KPU Kota Madiun Tetapkan 30 Caleg Terpilih, Tak Ada Parpol yang Bisa Usung Sendiri Calon pada Pilkada 2024

KPU Kota Madiun Tetapkan 30 Caleg Terpilih, Tak Ada Parpol yang Bisa Usung Sendiri Calon pada Pilkada 2024

Surabaya
Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Surabaya
Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com