Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perahu Tim Peneliti Unair Terjebak di Lumpur Berjam-jam Saat Mengotopsi Bangkai Paus Balin

Kompas.com - 17/05/2023, 16:35 WIB
Ghinan Salman,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Perahu yang ditumpangi para peneliti dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) kandas dan terjebak berjam-jam di kawasan berlumpur.

Peristiwa tersebut terjadi ketika para peneliti melakukan otopsi terhadap bangkai paus balin yang terdampar di Pantai Kejawan Putih Tambak, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (16/5/2023).

Baca juga: Bangkai Paus Seberat 10 Ton Ditemukan Terdampar di Perairan Surabaya

Kepala Kantor SAR Surabaya M Hariyadi mengatakan, sedikitnya ada 10 orang yang bertahan di perahu yang terjebak di lumpur di tepi Pantai Kejawan Putih Tambak itu.

Mereka terdiri dari mahasiswa, dosen Unair dan nelayan yang mengemudikan perahu.

Menurut Hariyadi, mereka terjebak kurang lebih 3-4 jam usai mengotopsi bangkai paus balin.

Baca juga: Paus Sepanjang 6,8 Meter Mati Terdampar di Bima, Warga Temukan Luka Tusuk

Hariyadi mengatakan, Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Surabaya menurunkan satu tim beranggotakan 10 orang terdiri dari rescuer dan petugas medis untuk melakukan evakuasi.

"Berawal dari perahu mereka kandas dan tak bisa kembali, mereka meminta bantuan evakuasi," kata dia, Rabu (17/5/2023).

Satu perahu karet Basarnas dengan awak 3 rescuer Basarnas dan 1 orang dari BPBD diberangkatkan dari Mangrove Wonorejo.

"Jarak dari Mangrove ke Wonorejo ke lokasi kejadian sekitar 1 jam dengan mengingat permukaan air laut yang mulai surut, kita tidak bisa menurunkan perahu karet dari Pantai Kenjeran," kata dia.

Selanjutnya pukul 15.20 WIB, perahu karet BPBD Surabaya diberangkatkan dengan membawa logistik untuk survivor.

"Rencananya 1 perahu karet dari Damkar Surabaya juga akan diberangkatkan, sehingga dengan total 3 perahu karet tim SAR gabungan diberangkatkan untuk penjemputan survivor," ujar Hariyadi.

Baca juga: Tilang Manual Diberlakukan Lagi di Surabaya, Awasi Lalin yang Belum Terjangkau ETLE

Setelah dievakuasi dengan perahu karet, para survivor dievakuasi menuju posko Polairud.

Komandan Tim Basarnas Surabaya Octavino megatakan, sebelumnya ada 12 orang yang berada di perairan Kawajan Putih Tambak.

Namun, dua orang lainnya telah terlebih dahulu meninggalkan tempat otopsi bangkai Paus Balin tersebut dan kembali ke daratan

"Dua korban telah lebih dahulu kembali ke daratan dengan kapal lain sebelum air surut dan akhirnya tinggalah 10 survivor yang tidak dapat kembali ke darat karena kapal karam" kata Octavino.

Baca juga: Penyelam Tak Sengaja Bertemu Tiga Ekor Paus Pembunuh, Ini Penampakannya

Kabid Kedaruratan dan logistik BPBD Surabaya, Buyung Hidayat mengatakan, sebanyak 10 orang terdiri mahasiswa FKH Unair, Dokter Hewan, serta nelayan telah berhasil dievakuasi sekitar pukul 18.00 WIB.

Buyung mengatakan, mereka berhasil diselamatkan, kemudian mereka pun dibawa ke Markas Komando (Marko) Polairud Polda Jatim.

"Dilaporkan pukul setengah 14.00 WIB kurang lebih 3,5 hingga 4 jam-an lah. Jadi jam 19.00 sudah sampai (sampai darat). Alhamdulillah semua selamat," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Fortuner Terjun ke Jurang di Kawasan Bromo, 4 Penumpang Tewas

Fortuner Terjun ke Jurang di Kawasan Bromo, 4 Penumpang Tewas

Surabaya
Polisi Sebut Balita di Tulunggagung Meninggal akibat Kekurangan Oksigen, Diduga Dibunuh Sang Ayah

Polisi Sebut Balita di Tulunggagung Meninggal akibat Kekurangan Oksigen, Diduga Dibunuh Sang Ayah

Surabaya
7 Orang di Surabaya Ditangkap karena Terlibat Prostitusi Anak

7 Orang di Surabaya Ditangkap karena Terlibat Prostitusi Anak

Surabaya
Kronologi Balon Udara Meledak di Ponorogo hingga Melukai Empat Orang

Kronologi Balon Udara Meledak di Ponorogo hingga Melukai Empat Orang

Surabaya
Kesaksian Warga Saat Balon Udara Meledak di Ponorogo, Suaranya Terdengar sampai ke Desa Lain

Kesaksian Warga Saat Balon Udara Meledak di Ponorogo, Suaranya Terdengar sampai ke Desa Lain

Surabaya
Tidak Ada Peminat, KPU Pastikan Pilkada Kabupaten Malang Tanpa Calon Independen

Tidak Ada Peminat, KPU Pastikan Pilkada Kabupaten Malang Tanpa Calon Independen

Surabaya
Klaim Punya Modal 144.000 Dukungan, Asrilia-Satrio Daftar Pilkada Surabaya dari Jalur Independen

Klaim Punya Modal 144.000 Dukungan, Asrilia-Satrio Daftar Pilkada Surabaya dari Jalur Independen

Surabaya
Pendaftaran Jalur Independen Dibuka Selama 2 Hari, KPU Situbondo Nyatakan Tidak Ada yang Daftar

Pendaftaran Jalur Independen Dibuka Selama 2 Hari, KPU Situbondo Nyatakan Tidak Ada yang Daftar

Surabaya
4 Calon Jemaah Haji Asal Lamongan Batal Berangkat Hari Ini karena Anemia

4 Calon Jemaah Haji Asal Lamongan Batal Berangkat Hari Ini karena Anemia

Surabaya
Gempa M 4,9 Kembali Guncang Bawean Gresik, Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa M 4,9 Kembali Guncang Bawean Gresik, Belum Ada Laporan Kerusakan

Surabaya
Setelah 1,5 Tahun Terkuak Mahasiswi di Malang Dibunuh dan Dirampok Cucu Pemilik Indekos

Setelah 1,5 Tahun Terkuak Mahasiswi di Malang Dibunuh dan Dirampok Cucu Pemilik Indekos

Surabaya
Komplotan Pencuri Modus Ganjal ATM Ditangkap di Magetan

Komplotan Pencuri Modus Ganjal ATM Ditangkap di Magetan

Surabaya
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Empat Orang Terluka

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Empat Orang Terluka

Surabaya
Makelar Judi 'Online' di Malang Ditangkap Polisi

Makelar Judi "Online" di Malang Ditangkap Polisi

Surabaya
Insiden Balon Udara Meletus di Ponorogo, Dipicu Ledakan Petasan dan 4 Luka-luka

Insiden Balon Udara Meletus di Ponorogo, Dipicu Ledakan Petasan dan 4 Luka-luka

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com