Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Kerajaan Majapahit Dinamakan Majapahit?

Kompas.com - 12/05/2023, 17:47 WIB
Dini Daniswari

Editor

Nama Trowulan berasal dari kata Reang Bulan. Hal ini karena di tengah hutan tersebut terdapat ladang yang sangat luas. Pada saat malam, rembulan bersinar terang.

Kenapa Kerajaan Majapahit Dinamakan Majapahit?

Raden Wijaya membawa pengikutnya untuk membuka hutan tarik.

Baca juga: Sejarah Kerajaan Majapahit: Awal Mula Berdiri hingga Keruntuhan

Disekitar hutan terdapat banyak buah maja yang jika dimakan rasanya sangat pahit.

Hutan telah berhasil dibabat dan menjadi hunian, semakin lama kawasan tersebut semakin ramai dan padat.

Raden Wijaya kemudian mendirikan kerajaan yang bernama Majapahit. Nama Majapahit berasal dari buah maja dengan cita rasa pahit yang banyak terdapat di daerah tersebut.

Wilayah Majapahit berkembang hingga mampu menarik penduduk Daha dan Tumapel.

Niat Raden Wijaya untuk balas dendam terbantu dengan datangnya pasukan Khubilai Khan yang tiba pada tahun 1293.

Raden Wijaya berhasil mengalahkan Jayakatwang. Raden Wijaya kemudian menyerang pasukan Mongol yang dipimpin Kubilai Khan.

Setelah berhasil mengalahkan Kediri dan Mongol, Raden Wijaya diangkat menjadi raja pada tangal 15 bulan Kartika tahun 1215 Saka, atau tanggal tanggal 10 November 1293.

Raden Wijaya bergelar Kertajasarajasa Jayawardhana.

Penulis: Susanto Jumaidi | Editor: Tri Indriawati dan Reza Kurnia Darmawan

Sumber:

www.kompas.comsma13smg.sch.id, dan bimashindu.kemenag.go.id

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Surabaya
Ramai soal UKT Universitas Brawijaya, Wakil Rektor Sebut Sudah Sesuai Regulasi

Ramai soal UKT Universitas Brawijaya, Wakil Rektor Sebut Sudah Sesuai Regulasi

Surabaya
Cerita Tukang Ojek di Malang Rutin Menabung sejak 1998 hingga Bisa Melaksanakan Ibadah Haji

Cerita Tukang Ojek di Malang Rutin Menabung sejak 1998 hingga Bisa Melaksanakan Ibadah Haji

Surabaya
Pengakuan Warga yang Terusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya: Nunggak 2 Tahun dan Tak Boleh Nyicil

Pengakuan Warga yang Terusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya: Nunggak 2 Tahun dan Tak Boleh Nyicil

Surabaya
Polisi Amankan Puluhan Kayu Jati Ilegal dan 3 Pelaku Pencuri Kayu di Inhutani Ngawi

Polisi Amankan Puluhan Kayu Jati Ilegal dan 3 Pelaku Pencuri Kayu di Inhutani Ngawi

Surabaya
Mantan Kades di Malang Ditangkap atas Kasus Korupsi DD Rp 646 Juta

Mantan Kades di Malang Ditangkap atas Kasus Korupsi DD Rp 646 Juta

Surabaya
Ayah dan Anak di Probolinggo Aniaya Saudara sampai Kritis, Dipicu Masalah Sertifikat Tanah

Ayah dan Anak di Probolinggo Aniaya Saudara sampai Kritis, Dipicu Masalah Sertifikat Tanah

Surabaya
Debt Collector Abal-abal Rampas Motor Seorang Ibu di Jalan, Alasannya Menunggak Angsuran

Debt Collector Abal-abal Rampas Motor Seorang Ibu di Jalan, Alasannya Menunggak Angsuran

Surabaya
Pengosongan 43 Unit Rusunawa di Surabaya Memanas, Satu Anak Terluka

Pengosongan 43 Unit Rusunawa di Surabaya Memanas, Satu Anak Terluka

Surabaya
Viral soal Penerima Beasiswa KIP Hedon, Mahasiswi Unej: Itu Ulah Oknum, Kami Dirugikan

Viral soal Penerima Beasiswa KIP Hedon, Mahasiswi Unej: Itu Ulah Oknum, Kami Dirugikan

Surabaya
3.228 Kasus TBC Ditemukan di Surabaya Usai Periksa Kelompok Rentan

3.228 Kasus TBC Ditemukan di Surabaya Usai Periksa Kelompok Rentan

Surabaya
Nelayan Bangkalan Tangkap Buaya Sepanjang 3 Meter

Nelayan Bangkalan Tangkap Buaya Sepanjang 3 Meter

Surabaya
Remaja Korban Ledakan Balon Udara di Ponorogo Meninggal dalam Perawatan

Remaja Korban Ledakan Balon Udara di Ponorogo Meninggal dalam Perawatan

Surabaya
Diah Pun Tak Pernah Pulang...

Diah Pun Tak Pernah Pulang...

Surabaya
'Flushing' 2 Bendungan di Blitar, Warga Diimbau Jauhi Sungai Brantas

"Flushing" 2 Bendungan di Blitar, Warga Diimbau Jauhi Sungai Brantas

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com