Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Surabaya Minta Maaf kepada Warga yang Tak Bisa Masuk Festival Rujak Uleg 2023

Kompas.com, 8 Mei 2023, 13:59 WIB
Ghinan Salman,
Krisiandi

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyampaikan permohonan maaf kepada warga Kota Surabaya yang tidak bisa masuk ke lokasi acara pada saat Festival Rujak Uleg 2023 yang digelar di Wisata Kya-kya Jalan Kembang Jepun, Surabaya.

Keluhan tak bisa masuk ke lokasi ditumpahkan sejumlah warga di media sosial. 

"Pemkot Surabaya menyampaikan terima kasih karena antusiasme warga yang datang pada saat acara itu sangat luar biasa. Pemerintah kota juga mohon maaf kepada warga yang hadir dan tidak bisa masuk ke lokasi acara," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya M. Fikser di Surabaya, Senin (8/5/2023).

Baca juga: Acara Wisata Unggulan Jatim 2023, Festival Rujak Uleg hingga Jazz Gunung Bromo

Menurutnya, selama ini serangkaian event yang digelar oleh Pemkot Surabaya dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-730 sudah berjalan dengan baik dan sesuai rencana.

Namun, pada saat pelaksanaan Festival Rujak Uleg ternyata ada masukan untuk memberi akses masuk kepada warga setelah penjurian dan pembukaan festival.

Fikser menyampaikan terima kasih atas masukan itu dan akan menjadi salah satu bahan evaluasi dalam pelaksanaan event-event pemkot selanjutnya.

"Setiap selesai acara kita selalu melakukan evaluasi. Nah, masukan dari warga ini akan menjadi salah satu bahan untuk menjadi evaluasi kita di event-event berikutnya," terang dia.

Meski begitu, Fikser memastikan bahwa acara ini sudah berjalan dengan baik dan lancar.

Bahkan, ia juga menegaskan tidak adanya penumpukan warga yang sampai menimbulkan korban jiwa, karena semua petugas Dinkes dan TGC Pemkot Surabaya juga standby di lokasi acara.

"Kalau ada sedikit berdesakan itu wajar lah, karena ini acara besar, acara yang sudah menasional," ucap dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya Wiwiek Widayati juga menjelaskan bahwa Festival Rujak Uleg tahun ini berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Sebab, Festival Rujak Uleg tahun ini sudah masuk daftar Kharisma Event Nusantara (KEN), sehingga event ini sudah termasuk event nasional.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno yang diwakili oleh Staf Ahli Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif bidang Manajemen Krisis, Fadjar Hutomo, dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa turut hadir memeriahkan event Rujak Uleg 2023.DOK. PEMKOT SURABAYA Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno yang diwakili oleh Staf Ahli Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif bidang Manajemen Krisis, Fadjar Hutomo, dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa turut hadir memeriahkan event Rujak Uleg 2023.
Selain itu, event ini juga dilombakan, maka dalam prosesnya ada penilaian-penilaian yang dilakukan oleh para juri yang profesional.

Penilaian itu mulai dari cita rasa rujak uleg yang sudah dibuat, cara penyajiannya hingga kostum unik yang dipakai oleh para peserta.

"Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan Festival Rujak Uleg sebelumnya, kita pasang barikade supaya pelaksanaan festival ini dapat dinikmati dengan nyaman dan tertata dengan rapi, peserta pun supaya lebih nyaman dan beberapa perform bisa lebih optimal, serta dewan juri bisa melakukan penilaian dengan lebih optimal," kata Wiwiek.

Setelah proses penilaian itu selesai dan pihak panitia sudah mengantongi pemenangnya, Pemkot Surabaya sudah meminta para peserta untuk menyediakan rujak uleg buatannya itu untuk diberikan kepada warga. 

Itu agar warga juga bisa menikmati rujak uleg pada saat acara.

Di samping itu, Wiwiek juga menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya sudah menyediakan LED besar yang menayangkan serangkaian proses dalam event tersebut.

Baca juga: Kemeriahan Festival Rujak Uleg Surabaya 2023, Ada Cobek Jumbo dan Simbol Kemajemukan

Harapannya, tentu warga bisa menyebar di sepanjang Jalan Kembang Jepun dan tetap bisa menikmati serangkaian acara dalam Festival Rujak Uleg itu.

"Saat itu, sebenarnya warga memang sudah menyebar di sepanjang Jalan Kembang Jepun, dan tidak ada crowded atau penumpukan warga, mungkin hanya ada di beberapa titik yang ada penumpukan dan itu terus kita evaluasi," ujar dia.

Meski begitu, ia sekali lagi menyampaikan terima kasih kepada warga yang sudah hadir dan sudah memberikan masukan kepada Pemkot Surabaya.

"Masukan ini akan menjadi bahan evaluasi untuk event-event pemkot selanjutnya," tutur dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau