"Untuk proses pembuatan dari kotoran menjadi pupuk sekitar 15 hari. Kini, dengan kami bisa menghasilkan rata-rata 1 ton pupuk organik tiap hari," imbuh Saidi.
Saidi menjelaskan, limbah kotoran sapi merupakan penghasil asam humat alami yang dapat meningkatkan Ph tanah secara optimal.
Sedangkan asam humat berfungsi meningkatkan porositas tanah mengikat oksigen, hingga menahan air lebih baik.
Baca juga: 4 Napi Lapas Banyuwangi Dapat Remisi Saat Hari Raya Nyepi
Dengan menggunakan pupuk organik ini dapat menyeimbangkan Ph tanah dengan asam humat secara alami.
"Sehingga harapannya, produksi tanaman seperti padi juga meningkat karena kesuburan tanahnya meningkat," ujarnya.
Menurut Saidi, dengan memanfaatkan limbah kotoran sapi, perlahan para petani di kelompoknya mulai beralih ke pupuk organik.
Baca juga: Bantu Tangani Stunting, Kokoon Hotel Banyuwangi Bagikan Makanan Bergizi di Desa Terpencil
Meskipun tidak bisa lepas sepenuhnya, tapi perlahan Saidi terus mengarahkan beralih pupuk organik.
"Kalau saya sudah 100 persen pakai pupuk organik. Memang perlu perlahan-lahan agar petani mau pakai pupuk organik," ucapnya
"Di kelompok kami ada yang sudah 25 persen pakai pupuk organik, ada juga yang baru 15 persen," tambah Saidi.
Saidi menjelaskan, pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik tersebut dilakukan dengan pendampingan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, bahkan sempat mengunjungi kandang sapi pembuatan pupuk organik tersebut.
"Meskipun menjadi tempat pengolahan pupuk organik yang bahannya dari limbah ternak, ternyata tidak bau. Ini keren bisa dicontoh pada kelompok tani lainnya," kata Ipuk.