Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Terakhir Ekskavasi ke-4 Candi Gedog Blitar, Arkeolog Temukan Sisa Struktur Bangunan Beratap

Kompas.com - 16/03/2023, 19:45 WIB

BLITAR, KOMPAS.com - Tim ekskavasi Candi Gedog di Kota Blitar, Jawa Timur, menemukan sisa struktur bangunan dan reruntuhan atap di luar pagar candi pada Kamis (16/3/2023).

Meski berada di luar pagar candi, tim menduga struktur tersebut merupakan bekas bangunan beratap genting yang memiliki kaitan erat dengan keberadaan Candi Gedog.

Ketua tim ekskavasi Nugroho Harjo Lukito mengatakan, kemungkinan sisa struktur dan reruntuhan atap genting tersebut bekas bangunan yang berfungsi sebagai tempat mempersiapkan ritual keagamaan di candi.

"Ini belum selesai ya, tapi kemungkinan bangunan di halaman untuk mempersiapkan prosesi upacara keagamaan," ujar Nugroho kepada wartawan, Kamis.

Baca juga: Hari Ketiga Ekskavasi Lanjutan Candi Gedog Blitar, Arkeolog Temukan Komponen Pintu

Berdasarkan data yang ada di lokasi, kata dia, bangunan tersebut diduga memiliki dinding terbuat dari batu bata setinggi sekitar 1 meter di atas tanah.

Konstruksi dinding bagian atas, tambahnya, biasanya menggunakan bahan kayu.

Dugaan adanya bangunan kecil beratap, didasarkan pada banyaknya pecahan genting di sebelah utara struktur pondasi bangunan yang digali.

Baca juga: Ekskavasi Candi Gedog Blitar Ungkap Teknologi Konstruksi Era Majapahit

Namun, ujar Nugroho, bangunan tersebut roboh entah kapan dan disebabkan oleh apa.

"Kondisinya roboh. Pecahan genting terkonsentrasi di sisi utara dari struktur bangunan. Jadi robohnya ke arah utara," jelasnya.

Pecahan-pecahan genting yang ditemukan itu menandakan genting terbuat dari tanah liat tipikal genting kuno era Kerajaan Majapahit.

"Gentingnya juga identik dengan genting-genting kuno yang kita temukan di Trowulan. Lebar  15-16 sentimeter, dan gentingnya itu rata," ujar Nugroho merujuk pada kawasan di Mojokerto, Jawa Timur, yang diyakini sebagai lokasi keberadaan kompleks Keraton Majapahit.

Namun, pihaknya belum bisa menyampaikan penjelasan yang lebih tentang temuan tersebut karena masih terbatasnya data yang ada.

Struktur pondasi candi utama Candi Gedog di Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Kamis (16/3/2023)KOMPAS.COM/ASIP HASANI Struktur pondasi candi utama Candi Gedog di Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Kamis (16/3/2023)
60 persen Candi Gedong terkupas

Temuan struktur di luar pagar candi itu mengakhiri masa 10 hari ekskavasi ke-4 Candi Gedog yang ditemukan kembali pada akhir 2019.

Nugroho mengatakan, hingga hari terakhir ekskavasi, baru sekitar 60 persen dari sisa Candi Gedog yang telah berhasil dikupas atau digali.

Menurutnya, masih diperlukan dua hingga tiga kali ekskavasi lagi untuk mengupas seluruh lapisan tanah yang menutup Candi Gedog.

"Dinding pagar selatan itu belum sama sekali dibuka. Lalu timur belum. Utara baru sebagian. Di sebelah barat pagar ini juga masih banyak datanya," kata dia.

Baca juga: Motif Santri di Bawah Umur di Blitar Aniaya Temannya, Korban Mengolok-olok Nama Bapak Pelaku

Ada sejak era awal Majapahit

Hingga kini belum ditemukan fragmen candi yang menyuratkan angka tahun pendirian.

Namun, berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan selama survei dan ekskavasi yang telah dimulai sejak akhir 2019, diduga Candi Gedog didirikan di masa-masa awal Kerajaan Majapahit yang berdiri pada akhir abad ke-13 hingga awal abad ke-16.

Baca juga: Arkeolog Pastikan Situs Candi Gedog Hanya Sisakan Fondasi, Bagian Tubuh Candi Sudah Hilang

Pada kegiatan ekskavasi sebelumnya, temuan sejumlah fragmen ornamental candi berukiran motif sulur yang halus pada batu putih disebut oleh arkeolog dan sejarawan sebagai seni pahat yang sangat terpengaruh gaya seni era Singhasari. Begitu juga dengan temuan stela arca.

Sementara temuan fragmen-fragmen keramik dari masa Dinasti Yuan (1271-1368) cenderung memberikan bukti bahwa Candi Gedog berdiri di era Kerajaan Majapahit.

Menurut Nugroho, dengan tanpa angka tahun, dapat disimpulkan bahwa Candi Gedog dibangun pada era awal Kerajaan Majapahit.

Candi Rafles yang hilang

Candi Gedog memiliki nilai sejarah yang unik. Sebelum 2019, arkeolog dan sejarawan tidak dapat mengonfirmasi keberadaan Candi Gedog yang disebut oleh Gubernur Hindia Belanda Sir Thomas Stamford Raffles dalam bukunya History of Java (1817).

Dalam beberapa kalimat, Raffles menggambarkan Candi Gedog sebagai candi agung yang megah meski terlihat sudah mulai ditinggalkan fungsinya sebagai tempat beribadah.

Misteri keberadaan Candi Gedog baru terjawab akhir 2019 setelah arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur memastikan telah ditemukan kembali Candi Gedog yang terletak di sisi timur dari wilayah Kota Blitar.

Penemuan kembali Candi Gedog bisa terwujud berkat keteguhan warga dan pemuda Kelurahan Gedog merawat situs yang mereka kenal sebagai Punden Joko Pangon.

Dengan sebatang pohon beringin tua, Punden Joko Pangon telah cukup lama menjadi lokasi prosesi "bersih desa" yang digelar warga setiap tahun. Tempat yang ternyata berada di atas reruntuhan Candi Gedog itu juga dikenal warga sebagai tempat sejumlah orang untuk "nyadran" atau memberikan sesaji sebagai doa keselamatan.

Penemuan kembali Candi Gedog disambut gembira oleh sejarawan dan arkeolog. Sementara bagi Pemerintah Kota Blitar, penemuan Candi Gedog merupakan hadiah yang untuk menambah koleksi destinasi wisata yang terus dikembangkan guna mendukung destinasi utama wisata sejarah Makam Presiden Soekarno.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kisah Surip, 18 Tahun Menabung dari Hasil Angon Bebek untuk Naik Haji

Kisah Surip, 18 Tahun Menabung dari Hasil Angon Bebek untuk Naik Haji

Surabaya
Prakiraan Cuaca di Surabaya Hari Ini 8 Juni 2023 : Pagi dan Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca di Surabaya Hari Ini 8 Juni 2023 : Pagi dan Malam Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 8 Juni 2023: Pagi dan Sore Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 8 Juni 2023: Pagi dan Sore Cerah Berawan

Surabaya
Guncangan Gempa M 6,0 Pacitan Terasa hingga Kediri, Kristanti: Langsung Gendong Anak Keluar

Guncangan Gempa M 6,0 Pacitan Terasa hingga Kediri, Kristanti: Langsung Gendong Anak Keluar

Surabaya
Gempa M 6,0 Berpusat di Pacitan, Dinding Rumah Warga Madiun Retak Ringan

Gempa M 6,0 Berpusat di Pacitan, Dinding Rumah Warga Madiun Retak Ringan

Surabaya
Gempa M 6,0 Guncang Pacitan Dini Hari, Warga Berhamburan Keluar Rumah

Gempa M 6,0 Guncang Pacitan Dini Hari, Warga Berhamburan Keluar Rumah

Surabaya
Gempa M 6,0 Guncang Pacitan, Terasa hingga DIY dan Solo

Gempa M 6,0 Guncang Pacitan, Terasa hingga DIY dan Solo

Surabaya
Gempa M 6,0 Guncang Pacitan, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 6,0 Guncang Pacitan, Tak Berpotensi Tsunami

Surabaya
Mobil Tabrak Pembatas Jalan Usai Ban Belakang Pecah di Tol Jombang-Mojokerto

Mobil Tabrak Pembatas Jalan Usai Ban Belakang Pecah di Tol Jombang-Mojokerto

Surabaya
Memasuki Kemarau, Volume Air Waduk Dawuhan Madiun Menyusut 35 Persen

Memasuki Kemarau, Volume Air Waduk Dawuhan Madiun Menyusut 35 Persen

Surabaya
Goa Tetes di Lumajang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Tetes di Lumajang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Surabaya
Kepala Dusun di Gresik Dianiaya Saat Menunggu Rekan Isi BBM

Kepala Dusun di Gresik Dianiaya Saat Menunggu Rekan Isi BBM

Surabaya
2 Kecamatan di Lumajang Diterjang Longsor Setelah Hujan 4 Hari, 2 Rumah Terdampak

2 Kecamatan di Lumajang Diterjang Longsor Setelah Hujan 4 Hari, 2 Rumah Terdampak

Surabaya
Elpiji 3 Kg di Nganjuk Langka, Pemkab Sidak SPBE

Elpiji 3 Kg di Nganjuk Langka, Pemkab Sidak SPBE

Surabaya
2 Penganiaya Santri Pondok Gontor Hingga Tewas Divonis 8 dan 4 Tahun Penjara

2 Penganiaya Santri Pondok Gontor Hingga Tewas Divonis 8 dan 4 Tahun Penjara

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com