Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Semeru Luncurkan 4 Kali Guguran Lava Sejauh 800 Meter ke Besuk Kobokan

Kompas.com - 16/03/2023, 14:18 WIB
Miftahul Huda,
Krisiandi

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Aktivitas vulkanik Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Dalam 12 jam terakhir, gunung tertinggi di Pulau Jawa Itu terekam meluncurkan empat kali guguran lava dari puncak kawah Jonggring Saloko sejauh 800 meter mengarah ke Besuk Kobokan.

"Kamis (16/3/2023) Gunung Semeru teramati empat kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 800 meter ke arah Besuk Kobokan," kata petugas Pos Pantau Gunung Api Semeru Ghufron Alwi di Lumajang, Kamis (16/3/2023).

Baca juga: Hari ke-4 Erupsi Merapi, Belum Ada Laporan Warga Kena ISPA

Selain itu, enam kali letusan asap berwarna putih kelabu dengan ketinggian 300-600 meter juga teramati secara visual dalam periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB cenderung mengarah ke selatan.

Periode enam jam berikutnya, letusan asap teramati secara visual sebanyak empat kali dengan ketinggian 500 meter mengarah ke barat dan selatan.

"Letusan asap yang teramati 10 kali dengan jarak luncur 300 - 600 meter," tambahnya.

Sementara, pantauan kegempaan seismograf, tercatat dalam masing-masing periode pengamatan, Gunung Semeru mengalami gempa letusan sebanyak 20 kali atau 40 kali dalam 12 jam.

Amplitudo maksimal gempa letusan tercatat antara 10-23 milimeter dengan durasi 40 - 152 detik.

"Status Gunung Semeru masih tetap level III (Siaga)," jelasnya.

Sementara, Kepala Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi mengimbau, warga yang berada di sekitar aliran lahar Gunung Semeru untuk waspada.

Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, Tinggi Kolom Asap Capai 500 Meter

Sebab, risiko dampak primer berupa awan panas guguran serta dampak sekunder berupa lontaran batu pijar hingga banjir lahar dingin Gunung Semeru masih tinggi.

"Kami imbau warga untuk waspada, selalu perhatikan arahan petugas dan manfaatkan teknologi deteksi dini bencana yang telah ada seperti CCTV dan alat komunikasi lain seperti radio dan handy talkie," imbau Patria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com