Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru MI di Surabaya yang Cabuli 7 Siswa Dipecat, Polisi: Pelaku Sudah Ditahan

Kompas.com - 24/02/2023, 15:29 WIB
Ghinan Salman,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Seorang guru salah satu Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Surabaya, Jawa Timur, berinisial AS (32), dipecat karena diduga mencabuli tujuh siswanya.

Tak hanya dipecat, guru yang mengajar siswa kelas empat itu juga telah ditahan di Markas Kepolisian Resort Kota Besar Surabaya.

Baca juga: Pertamina Ungkap Kronologi Kebakaran Lokasi Pengerjaan Penggantian Pipa BBM di Surabaya

AS menjalankan aksi pencabulan itu dengan modus mengajar indra perasa menggunakan mentimun.

Kepala Sekolah di MI tersebut, Alaika Habibur Rachman membenarkan, oknum guru yang melakukan pencabulan di sekolahnya telah dipecat.

Pemecatan terhadap AS dilakukan usai sejumlah wali murid berdemonstrasi di MI tersebut pada Kamis (16/2/2023).

"Sejak saat itu (demo wali murid) guru tersebut (AS) sudah dipecat," kata Alaika dikonfirmasi, Jumat (24/2/2023).

Kronologi

Kasus pencabulan yang dilakukan AS terungkap setelah beberapa wali murid melapor ke sekolah. Salah satu wali murid melaporkan dugaan pencabulan yagn dilakukan AS kepada siswa pada Senin (13/2/2023).

"Wali murid itu datang melapor ke sekolah dan cerita kalau anaknya begini (mengalami pelecehan seksual) setelah mengikuti pembelajaran indra perasa," ujar dia.

Wali murid itu melaporkan kejanggalan yang dilakukan AS saat memberikan pelajaran. Alaika menyebut, wali murid itu bercerita bahwa anaknya sempat melihat A memperbaiki ikat pinggang celana usai mengajar.

Sekolah pun meminta klarifikasi guru tersebut. AS kemudian mengakui sudah mencabuli sejumlah siswa. Alaika menanyakan kebenaran adanya mata pelajaran indera perasa tersebut.

"AS menjawab ada dan pakai timun, wortel dan terong. Jadi metode pembelajaran ini adalah modus yang dilakukan guru tersebut," ujar dia.

Para korbannya diminta untuk meraba dan mencoba buah dan sayuran yang dibawa oknum guru tersebut dengan mata tertutup dan tangan terikat.


Kemudian siswa menuruti apa yang diperintahkan oknum guru tersebut. Saat mencoba buah dan sayuran yang disodorkan itu, korban sempat melihat guru tersebut membetulkan celananya.

Para korban juga merasa apa yang disodorkan di hadapannya itu bukanlah buah dan sayuran yang dibawa oknum guru tersebut.

 

Aksi itu dilakukan di ruang transit sekolah yang letaknya bersebelahan dengan ruangan kelas 4.

"Saya marah dan AS cuma menunduk dan minta maaf,"  ujar dia.

Sementara itu, Kasi Humas Polrestabes Surabaya Kompol Fakih membenarkan telah menerima laporan tersebut. Bahkan, oknum guru tersebut telah ditahan di Polrestabes Surabaya.

AS ditangkap pada Kamis di wilayah Kecamatan Benowo, Surabaya.

"Sudah ditahan," kata Fakih.

Tak hanya itu, Polrestabes Surabaya sudah memeriksa 10 saksi dalam kasus tersebut.

"Ada 10 saksi yang sudah dimintai keterangan. Tujuh orang merupakan saksi korban, satu saksi pelapor, dan dua orang adalah saksi lainnya, yakni teman-teman korban," tutur dia.

"Untuk keterangan lebih lanjut, setelah semuanya lengkap, nanti akan digelar konferensi pers oleh pimpinan," imbuh dia.

Baca juga: Jembatan Karangjati Pasuruan Ambles, Pengendara dari Arah Surabaya Diminta Berhati-hati

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-P2KB), Kota Surabaya, Nanik Sukristina memastikan seluruh korban sudah mendapat pendampingan psikologis dari Psikolog DP3AP2KB dan Dinas Kesehatan.

"Pendampingan bagi korban dan orangtua pada proses Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di Polrestabes Surabaya. Pendampingan korban untuk dilakukan visum et repertum psikiatrikum di RS Bhayangkara," kata Nanik.

Selain memberikan pendampingan kepada para korban, Nanik menyebut, pemkot melalui Puskesmas juga melakukan penyuluhan dan edukasi tentang pendidikan seks kepada seluruh siswa yang bersekolah di MI tersebut.

"Kegiatan penyuluhan itu dilakukan pada tanggal 22 Februari 2023 oleh Puskesmas Gading Surabaya," ujar dia.

Nanik mengungkapkan, kondisi psikologi siswa yang diduga menjadi korban pelecehan stabil. Bahkan, siswa itu bisa bercerita dan tidak menarik diri dari lingkungan serta tetap bersekolah.

"Lingkungan sekolah kondusif, pembelajaran seperti biasa, tidak ada diskriminasi bagi korban, serta kepala sekolah, guru-guru dan wali murid mensupport mereka," terang dia.

Meski demikian, Nanik memastikan Pemkot Surabaya akan terus melakukan pemantauan dan pendampingan kepada para korban.

"Tetap dilakukan pendampingan dan pemantauan oleh Pemkot Surabaya melalui Dinas Kesehatan, Puskesmas dan DP3AP2KB," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKB dan Nasdem Merapat ke Prabowo-Gibran, Zulhas: Tidak Masalah

PKB dan Nasdem Merapat ke Prabowo-Gibran, Zulhas: Tidak Masalah

Surabaya
Suami di Gresik Paksa Istri yang Bawa Anak Balita untuk Mencuri

Suami di Gresik Paksa Istri yang Bawa Anak Balita untuk Mencuri

Surabaya
3 Partai Akan Menyusul Dukung Khofifah di Pilkada Jatim 2024

3 Partai Akan Menyusul Dukung Khofifah di Pilkada Jatim 2024

Surabaya
Mantan Bupati Pamekasan Kholilurrahman Nyatakan Siap Maju di Pilkada 2024

Mantan Bupati Pamekasan Kholilurrahman Nyatakan Siap Maju di Pilkada 2024

Surabaya
Polisi Gagalkan Pengiriman 40 Kg Sabu ke Surabaya dengan Modus Mudik

Polisi Gagalkan Pengiriman 40 Kg Sabu ke Surabaya dengan Modus Mudik

Surabaya
Presiden Jokowi Serahkan 10.323 Sertifikat Tanah Elektronik di Banyuwangi

Presiden Jokowi Serahkan 10.323 Sertifikat Tanah Elektronik di Banyuwangi

Surabaya
Usai Bunuh Sang Istri, Kakek 64 Tahun di Tuban Meninggal karena Sakit Ginjal

Usai Bunuh Sang Istri, Kakek 64 Tahun di Tuban Meninggal karena Sakit Ginjal

Surabaya
Buang Limbah ke Sungai, Usaha Pembuatan Tahu di Ngawi Ditutup Sementara

Buang Limbah ke Sungai, Usaha Pembuatan Tahu di Ngawi Ditutup Sementara

Surabaya
Cerita Suami Istri di Magetan Dilantik Jadi P3K setelah 10 Kali Gagal Tes CPNS

Cerita Suami Istri di Magetan Dilantik Jadi P3K setelah 10 Kali Gagal Tes CPNS

Surabaya
Serahkan Sertifikat Tanah di Banyuwangi, AHY Disambut Lagu 'Selamat Tinggal Masa Lalu'

Serahkan Sertifikat Tanah di Banyuwangi, AHY Disambut Lagu "Selamat Tinggal Masa Lalu"

Surabaya
Pria di Lamongan Diamankan atas Dugaan Penipuan Jasa Foto Pernikahan

Pria di Lamongan Diamankan atas Dugaan Penipuan Jasa Foto Pernikahan

Surabaya
Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat Demonstrasi Hari Buruh di Surabaya Besok

Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat Demonstrasi Hari Buruh di Surabaya Besok

Surabaya
Nelayan Tua di Situbondo yang Hilang di Laut Ditemukan Selamat oleh Nelayan Lainnya

Nelayan Tua di Situbondo yang Hilang di Laut Ditemukan Selamat oleh Nelayan Lainnya

Surabaya
Pemulung di Kota Malang Curi Pompa Air di Perumahan

Pemulung di Kota Malang Curi Pompa Air di Perumahan

Surabaya
1.380 Warga Kota Kediri Terjangkit TBC, Penyebabnya Putus Pengobatan

1.380 Warga Kota Kediri Terjangkit TBC, Penyebabnya Putus Pengobatan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com