Warga lainnya juga sudah ramai keluar rumah untuk mencari sumber ledakan.
"Setelah dicari, ternyata sumber ledakan dari rumah pak Darman," ujar dia.
Ketua RT 1/RW 13 Desa Karangbendo, Juni Arifin mengaku mendengar suara ledakan keras.
"Saya kira suara petir, tapi tidak hujan kok ada suara petir. Ternyata ada ledakan dari rumah warga," katanya.
Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono menduga, ledakan hebat yang menewaskan empat orang tersebut berasal dari bubuk bahan petasan.
Dugaan ini didasarkan pada keterangan warga yang menyebut pemilik rumah sumber ledakan biasa membuat petasan saat menjelang bulan Ramadhan.
Meski begitu, untuk mengetahui penyebab pasti ledakan tersebut, pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan dari Labfor dan Jibom Polda Jatim.
"Di lokasi juga tercium bau belerang menyengat. Tapi pastinya kami menunggu tim Labfor dan Jibom Polda," ujar Argo, Senin.
Argo memperkirakan ada 4 korban meninggal dan 6 luka-luka akibat ledakan tersebut.
Termasuk, pemilik rumah sumber ledakan yang menjadi korban meninggal.
"Korban pemilik rumah meninggal satu orang. Tiga masih tertimbun di reruntuhan rumah, namun kemungkinan meninggal karena tadi sudah ditemukan potongan-potongan bagian tubuh," kata Argo.
Selain menyebabkan korban jiwa, ledakan itu juga mengakibatkan kerusakan parah hingga ringan pada 25 rumah yang ada di sekitar pusat ledakan.
Kepala Seksi Humas Polres Blitar Kota AKP Ahmad Rochan mengatakan, tiga korban yang diyakini masih tertimbun reruntuhan rumah adalah Aripin, Widodo, dan Wawa.
Satu korban lainnya adalah Darman, pemilik rumah yang menjadi sumber ledakan.
"Aripin dan Widodo adalah anak Darman, sedangkan Wawa merupakan kerabat mereka," ujar Rochan, Senin.