Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waktu Tunggu Terlalu Lama, Setiap Hari 3 hingga 7 Calon Haji Asal Sumenep Mengundurkan Diri

Kompas.com - 09/12/2022, 18:15 WIB
Ach Fawaidi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Sejumlah calon jemaah haji di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengurungkan niatnya untuk berangkat ke Tanah Suci.

Pembatalan itu disebabkan lantaran panjangnya daftar antrean haji yang mencapai 34 tahun.

Baca juga: Dites, 1.600 Orang di Sumenep Ternyata Mengidap TBC, Mayoritas Usia Produktif

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sumenep, Choirony Hidayat mengatakan, penarikan atau pembatalan keberangkatan haji terjadi hampir setiap hari.

"Yang melakukan penarikan biaya haji untuk pembatalan keberangkatannya, rata-rata tiap hari 3 hingga 7 orang," kata Choirony, Jumat (9/12/2022).

Choirony menjelaskan, sebagian besar calon haji membatalkan keberangkatan karena alasan usia. Apalagi, waktu tunggu keberangkatan ke tanah suci mencapai 34 tahun.

Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Warga Sumenep Mengeluh Harga Bahan Pokok Naik

"Mayoritas yang menarik biaya haji itu alasannya usia. Mereka usianya di atas 50 tahun, sementara daftar tunggu keberangkatan haji 34 tahun, sehingga mereka merasa tidak memungkinkan lagi bisa menunaikan ibadah haji ke tanah suci," tuturnya.

Mereka yang menarik biaya haji ditengarai lebih memilih berangkat ke Mekkah melalui umrah.

Keberangkatan ke Tanah Suci melalui umrah dipandang lebih cepat jika harus menunggu selama 34 tahun.

Baca juga: Asyifa, Balita Tanpa Anus di Sumenep, Terima Bantuan dari Pembaca Kompas.com

Choirony menyayangkan fenomena pembatalan tersebut.

"Karena haji merupakan ibadah wajib, maka seharusnya yang mendaftar tidak membatalkannya. Walaupun misalnya mau umrah, maka silahkan umroh tanpa menarik biaya haji," tuturnya.

Kendati begitu, ia mengaku tetap meminimalkan adanya pembatalan. Kemenag Sumenep, lanjut dia, selalu memberikan imbauan dan arahan agar tidak membatalkan haji. Namun, bisa dilimpahkan kepada anak atau saudara.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Wali Kota Surabaya Jenguk 2 Petugas Satpol PP yang Dianiaya

Wali Kota Surabaya Jenguk 2 Petugas Satpol PP yang Dianiaya

Surabaya
Mahfud MD: Jika Ada Polisi Berbuat Curang, Laporkan ke Polisi

Mahfud MD: Jika Ada Polisi Berbuat Curang, Laporkan ke Polisi

Surabaya
Tujuan Satpol PP di Surabaya Gunakan Aplikasi Sapu Jagat saat Bertugas

Tujuan Satpol PP di Surabaya Gunakan Aplikasi Sapu Jagat saat Bertugas

Surabaya
Diungkap, Tugas Mahfud MD Bila Terpilih Jadi Wakil Presiden

Diungkap, Tugas Mahfud MD Bila Terpilih Jadi Wakil Presiden

Surabaya
Mensos Tri Risma Salurkan Bantuan untuk Balita Hidrosefalus di Ngawi

Mensos Tri Risma Salurkan Bantuan untuk Balita Hidrosefalus di Ngawi

Surabaya
Polisi Tangkap Pembunuh Pria yang Tewas Mengenaskan di Gresik

Polisi Tangkap Pembunuh Pria yang Tewas Mengenaskan di Gresik

Surabaya
4 Bocah Terseret Ombak Pantai Selatan, 1 Tewas

4 Bocah Terseret Ombak Pantai Selatan, 1 Tewas

Surabaya
Kronologi Kecelakaan di Tol Gempol-Pasuruan, Sopir dan Kernet Bus Tewas Usai Tabrak Truk

Kronologi Kecelakaan di Tol Gempol-Pasuruan, Sopir dan Kernet Bus Tewas Usai Tabrak Truk

Surabaya
Ada Mantan Camat dan Kepala Dinas di Lumajang Gabung Timses Prabowo-Gibran

Ada Mantan Camat dan Kepala Dinas di Lumajang Gabung Timses Prabowo-Gibran

Surabaya
Lepas dari Pengawasan Orang Tua, Bocah 4 Tahun di Situbondo Tewas Tenggelam

Lepas dari Pengawasan Orang Tua, Bocah 4 Tahun di Situbondo Tewas Tenggelam

Surabaya
Sosok 'Pengemis Elite' Menginap di Hotel, Datang ke Ponorogo Hanya Bermodal Kardus

Sosok "Pengemis Elite" Menginap di Hotel, Datang ke Ponorogo Hanya Bermodal Kardus

Surabaya
TKD Prabowo-GIbran Bagi-bagi Nasi Kotak dan Susu Saat CFD di Lumajang

TKD Prabowo-GIbran Bagi-bagi Nasi Kotak dan Susu Saat CFD di Lumajang

Surabaya
Detik-detik Rumah di Ngawi Porak-poranda Tersambar Petir, Warga: Suaranya seperti Bom

Detik-detik Rumah di Ngawi Porak-poranda Tersambar Petir, Warga: Suaranya seperti Bom

Surabaya
Mahfud: Indonesia Hanya Bisa Maju Saat Bersatu dengan Keislaman

Mahfud: Indonesia Hanya Bisa Maju Saat Bersatu dengan Keislaman

Surabaya
Bus Rombongan SMK asal Bojonegoro Kecelakaan di Tol Gempol Pasuruan, 2 Tewas

Bus Rombongan SMK asal Bojonegoro Kecelakaan di Tol Gempol Pasuruan, 2 Tewas

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com