LUMAJANG, KOMPAS.com - Satu tahun pascaerupsi pada 4 Desember 2021 lalu, aktivitas vulkanik Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur masih cukup tinggi.
Hal ini ditunjukkan dalam laporan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) periode 1 November 2022 hingga 2 Desember 2022.
Pada periode tersebut, PVMBG mencatat, rata-rata Gunung Semeru mengalami erupsi sebanyak 88 kali dalam sehari. Erupsi itu juga diikuti luncuran asap dari kawah setinggi 50 - 1.500 meter dari puncak Jonggring Saloko.
Selain itu juga terjadi dua kali awan panas guguran (APG) dengan jarak luncur maksimal 4,5 kilometer dari puncak menuju Besuk Kobokan.
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, Kolom Asap Membumbung 500 Meter, Letusan Terdeteksi 29 Kali
Khusus aktivitas kegempaan yang terjadi di gunung tertinggi di Pulau Jawa ini, PVMBG mencatat ada 2.919 gempa letusan, 2 gempa APG, 88 kali gempa guguran, dan 137 kali gempa hembusan.
Selain itu, peningkatan tekanan di dalam perut gunung juga masih terdeteksi. Artinya, suplai magma ke permukaan masih terjadi.
Aktivitas vulkanik yang cukup tinggi di Gunung Semeru ini membuat statusnya sampai hari ini tidak berubah dari level III (siaga).
Kepala Pos Pantau Gunung Api Semeru di Gunung Sawur mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan tetap memperhatikan arahan dari petugas.
"Masyarakat kami minta untuk tidak terpancing dengan kabar yang tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Semeru dan mematuhi arahan yang dikeluarkan Badan Geologi," kata Liswanto.
PVMBG meminta warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Hal itu karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
Kemudian masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Utamanya di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.