SUMENEP, KOMPAS.com - Penghentian siaran TV analog atau analog switch off (ASO) mulai dilakukan pada Rabu (2/11/2022) malam. Meski begitu, warga Sumenep, Jawa Timur, tak risau dengan penghentian siara TV analog.
Salah satu warga Sumenep, Khalili (32), telah lama tak menggunakan siara TV analog. Alasannya, sebagian besar daerah di Kabupaten Sumenep tak bisa menangkap siaran televisi terestrial UHF maupun VHF.
Baca juga: Demo Tuntut Galian C Ditutup, Warga di Sumenep Nyaris Bentrok dengan Pemilik
"Dari dulu siaran TV Analog buruk bahkan susah sinyal. Mungkin karana (Sumenep) kondisi geografis juga atau gimana, saya kurang mengerti. Intinya (siaran TV Analog) buruk," kata Khalili kepada Kompas.com, Kamis (3/11/2022).
Khalili memiliki dua alternatif yang selama ini dilakukan menonton televisi, yakni menggunakan TV satelit atau parabola serta berlangganan televisi kabel.
Alternatif itu, lanjut dia, banyak digunakan oleh warga lainnya di Kabupaten Sumenep.
"Yang saya tahu sih kebanyakan memakai parabola, jadi untuk siaran TV Analog sudah lama ditinggalkan," kata warga Prenduan, Kecamatan Pragaan itu.
Sejalan dengan Khalili, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Sumenep Ferdiansyah Tetrajaya membenarkan, penghentian siaran TV analog tak begitu berpengaruh di Sumenep.
"ASO telah di-launching tadi malam oleh Menkominfo bersama Menkopolhukam pukul 00.00 secara keseluruhan TV analog disuntik mati termasuk juga di Kabupaten Sumenep. Hanya saja untuk wilayah Sumenep tidak begitu terasa dampaknya," kata dia.
Ferdiansyah mengatakan, warga Sumenep dari dulu sudah banyak menggunakan TV berjejaring atau TV kabel dan parabola. Alasannya, sinyal TV Analog susah ditangkap di Sumenep.
"Secara geografis wilayah kita (Sumenep) kesulitan untuk menangkap siaran TV analog dari dulu," tuturnya.
Baca juga: Kepsek di Sumenep Ditangkap Densus, Bupati: Saya Minta Semua Kepala Sekolah Dikumpulkan
Sementara itu, untuk pembagian STB gratis bagi warga yang baru beralih ke TV digital, Ferdiansyah menyebut, hal itu kewenangan pemerintah pusat.
"Pembagian STB gratis itu dilakukan oleh Kementerian Kominfo langsung kepada warga miskin ekstrim yang dikirimkan langsung ke alamat melalui kurir yang ditunjuk," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.