Salin Artikel

Tak Risau Migrasi TV Digital, Warga Sumenep: Dari Dulu Siaran TV Analog Buruk...

Salah satu warga Sumenep, Khalili (32), telah lama tak menggunakan siara TV analog. Alasannya, sebagian besar daerah di Kabupaten Sumenep tak bisa menangkap siaran televisi terestrial UHF maupun VHF.

"Dari dulu siaran TV Analog buruk bahkan susah sinyal. Mungkin karana (Sumenep) kondisi geografis juga atau gimana, saya kurang mengerti. Intinya (siaran TV Analog) buruk," kata Khalili kepada Kompas.com, Kamis (3/11/2022).

Khalili memiliki dua alternatif yang selama ini dilakukan menonton televisi, yakni menggunakan TV satelit atau parabola serta berlangganan televisi kabel.

Alternatif itu, lanjut dia, banyak digunakan oleh warga lainnya di Kabupaten Sumenep.

"Yang saya tahu sih kebanyakan memakai parabola, jadi untuk siaran TV Analog sudah lama ditinggalkan," kata warga Prenduan, Kecamatan Pragaan itu.

"ASO telah di-launching tadi malam oleh Menkominfo bersama Menkopolhukam pukul 00.00 secara keseluruhan TV analog disuntik mati termasuk juga di Kabupaten Sumenep. Hanya saja untuk wilayah Sumenep tidak begitu terasa dampaknya," kata dia.

Ferdiansyah mengatakan, warga Sumenep dari dulu sudah banyak menggunakan TV berjejaring atau TV kabel dan parabola. Alasannya, sinyal TV Analog susah ditangkap di Sumenep.

"Secara geografis wilayah kita (Sumenep) kesulitan untuk menangkap siaran TV analog dari dulu," tuturnya.

Sementara itu, untuk pembagian STB gratis bagi warga yang baru beralih ke TV digital, Ferdiansyah menyebut, hal itu kewenangan pemerintah pusat.

"Pembagian STB gratis itu dilakukan oleh Kementerian Kominfo langsung kepada warga miskin ekstrim yang dikirimkan langsung ke alamat melalui kurir yang ditunjuk," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/11/03/144310278/tak-risau-migrasi-tv-digital-warga-sumenep-dari-dulu-siaran-tv-analog-buruk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke