Sisa-sisa gerombolan PKI pun melakukan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap feodal (susunan masyarakat yang dikuasai kaum bangsawan) pada November 1948.
Salah satu yang menjadi korban gerombolan PKI adalah adik dari Gubernur Suryo yang bernama R.M. Sarjoeno yang merupakan Wedana (camat) di Sepanjang.
Pada 10 November 1948, Soerjo berangkat dari Yogyakarta menuju Madiun untuk menghadiri peringatan 40 hari meninggalnya sang adik.
Gubernur Suryo tiba sore hari di Surakarta dan melanjutkan perjalanannya ke Madiun pagi-pagi sekali menggunakan mobil.
Saat itulah mobil yang ditumpangi Gubernur Suryo berpapasan dengan sisa-sisa gerombolan PKI.
Gubernur Suryo dan penumpang lainnya yaitu Kolonel Polisi Duryat dan Mayor Polisi Suroko diperintahkan untuk turun dari mobil, dibawa ke hutan, dan kemudian dibunuh oleh PKI.
Jenazah Gubernur Suryo baru ditemukan empat hari kemudian, di Kali Kakah, Ngawi yang kemudian dibawa ke Madiun dan dimakamkan di Sawahan, Magetan.
Tempat terjadinya Tragedi Pembunuhan Soerjo kemudian didirikan berdiri Monumen Soerjo yang diresmikan pada 28 Oktober 1975 oleh Pangdam Brawijaya Mayjen TNI Witarmin.
Sumber:
disperpusip.jatimprov.go.id
arpus.magetan.go.id
kompas.com (Penulis : Widya Lestari Ningsih, Verelladevanka Adryamarthanino | Editor : Widya Lestari Ningsih, Nibras Nada Nailufar)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.