Dia menjelaskan, warga di wilayah Dusun Krajan dan Gondorejo rata-rata memiliki tempat usaha penginapan seperti homestay atau vila dan kos-kosan.
Ada sekitar 211 vila dari sekian tempat usaha penginapan.
Tak hanya itu, Wiweko menjelaskan, warga wilayah Dusun Dresel mayoritas merupakan peternak sapi perah dan petani sayur serta rumput gajah.
Hampir setiap keluarga di dusun tersebut rata-rata memiliki sapi perah.
"Desa kami ini penghasil susu sapi terbesar di Kota Batu yang dikirim ke KUD Batu, nomor dua setelah Toyomerto (Desa Pesanggrahan), atau setiap harinya bisa menghasilkan 4.000 liter susu," katanya.
Wiweko memastikan, pengelolaan limbah kotoran sapi berjalan dengan baik yakni dikelola dengan instalasi biogas.
Ada sekitar 10 unit lebih alat biogas dan setiap alat biogas bisa dimanfaatkan sebagai sumber api kompor untuk rumahan.
Rencananya juga pada tahun 2023 mendatang, untuk meningkatkan potensi Desa Oro-Oro Ombo, akan digelar Wisata Edukasi Pengolahan Susu.
Pihaknya juga tengah menyiapkan anggaran dari APBDes untuk mendukung terwujudnya wisata tersebut.
"Jadi nanti anak-anak bisa berkunjung sekaligus bermain di sana, bisa belajar membuat ice cream, itu kita sedang komunikasi sama warga kami yang dosen dari UB (Universitas Brawijaya)," katanya.
Baca juga: Janji Kawal Proses Hukum Tragedi Kanjuruhan, Wali Kota Malang: Kita Satu Tekad...
Untuk warga yang bekerja sebagai petani sayur, saat ini mereka tidak lagi kesusahan mencari kios pupuk bersubsidi karena difasilitasi melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Panderman.
"Ini sempat menjadi keluhan dari petani yang kemudian kami tangkap untuk mencari solusi, supaya akses mereka mendapatkan pupuk bersubsidi tidak terhambat," katanya.
Di Desa Oro-Oro Ombo juga terdapat AMKE atau Area Model Konservasi Edukasi (AMKE) yaitu kawasan pemberdayaan pertanian yang dilakukan oleh para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Panderman.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.