MALANG, KOMPAS.com - Pintu tribune 13 Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang menjadi saksi bisu kerusuhan yang menewaskan 131 orang pada Sabtu (1/10/2022).
Pintu diduga dalam kondisi tertutup. Di sisi lain, ratusan orang berdesakan keluar dari stadion setelah terpapar gas air mata.
Baca juga: Jokowi Tinjau Stadion Kanjuruhan Malang, Lokasi Tewasnya 131 Orang Usai Laga Arema Vs Persebaya
Pantauan Kompas.com, pintu tribune 13 dalam kondisi penyok, seperti ada bekas dobrakan.
Sementara di sampingnya, diding ventilasi terlihat menganga, diduga dibobol oleh Aremania yang panik karena mereka tak bisa keluar.
Begitu pun pagar-pagar pembatas di tangga turun dari tribune ke pintu yang rusak.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan dalam Pandangan Mata Para Saksi dari Tribune Penonton...
Kaos Aremania digantung di dinding ventilasi pintu keluar tribun 13 Stadion Kanjuruhan.
Kini, pintu tribune 13, menjadi tempat tujuan masyarakat yang ingin memanjatkan doa bagi para korban tewas.
Warga datang untuk menaburkan bunga tepat di depan pintu.
Beberapa di antaranya juga menggantung syal serta kaus Arema di gagang pintu.
Salah satu kaus yang digantung di dinding ventilasi yang rusak tertulis: 'Tenang di Tribun Barumu Saudaraku'.
Baca juga: Kisah Mereka yang Pulang dari Stadion Kanjuruhan Malang...
Pamflet bertuliskan kecaman tertempel di daun pintu tribune 13. Tertulis 'Stop Brutality Police', 'Gas Air Mata vs Air Mata Ibu', 'Mereka Pamit ke Orang Tua Nonton Bola. Pulang Sudah Tidak Bernyawa'.
Salah satu penjual kopi yang berada tidak jauh dari pintu 13, Anis mengatakan, saat itu kondisi di area pintu tribune 13 cukup mencekam.
Tapi ia tidak tahu pasti apakah benar pintu 13 itu terkunci saat itu.
Karena ketika kejadian, Anis juga sibuk merawat korban luka-luka yang dievakuasi ke dalam warungnya.
"Jadi saya tidak sempat keluar melihat pintu itu. Apalagi di depan warung saya ini banyak Aremania yang tidak masuk ke dalam stadion," ungkapnya.
Namun, melihat dinding bekas dibobol dan pagar yang rusak, Anis menduga pintu itu memang tidak dalam kondisi terbuka saat itu.
"Kalau melihat temboknya yang dibobol, kemungkinan besar memang tidak dibuka," kata dia.
Baca juga: Mahasiswa Pasang Spanduk Copot Kapolda Jatim di Pagar Markas Polda, Buntut Tragedi Kanjuruhan
"Biasanya ya dibuka jika pertandingan segera berakhir," lanjut Anis.
Terhitung, ada sekitar 10 korban luka-luka yang dievakuasi ke warung Anis. Sehingga dirinya tidak bisa langsung menutup warung dan pulang ke rumahnya.
"Saya baru pulang setelah para korban ini dievakuasi ke rumah sakit sekitar pukul 02.00 dini hari," tuturnya.
Komite Disiplin (Komdis) PSSI sebelumnya membenarkan adanya temuan sejumlah pintu-pintu yang tertutup, padahal seharusnya dibuka usai pertandingan.
Kondisi ini yang diduga membuat banyak korban jiwa berjatuhan.
"Pintu-pintu yang seharusnya terbuka tapi tertutup. Kekurangan ini menjadi perhatian dan penilaian kami adanya hal-hal yang kurang baik," kata Ketua Komdis PSSI Erwin Tobing di Kota Malang, Selasa (4/10/2022).
Namun, berbeda dengan keterangan Komdis PSSI, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo membantah adanya pintu-pintu yang tak terbuka saat kerusuhan pecah.
Dia mengaku bahwa pintu-pintu telah dibuka.
"Hanya saja, pintu-pintu itu sempit, hanya cukup untuk dua orang. Sedangkan yang keluar saat itu ratusan, sehingga terjadi tumpang tindih," kata dia, Selasa (4/10/2022).
Baca juga: Jokowi soal Gambaran Persoalan Tragedi Kanjuruhan: Pintu Terkunci, Tangga yang Tajam, dan Kepanikan
Sementara itu, Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Stadion Kanjuruhan pada Rabu (5/10/2022) juga menyoroti pintu tribune 13.
Menurutnya Tim Gabungan Independen Pencari Fakta yang dibentuk Menko Polhukam Mahfud MD akan menelusuri dan menguak fakta dalam tragedi tersebut, termasuk soal kondisi pintu.
"Tetapi sebagai gambaran tadi saya melihat problemnya ada di pintu yang terkunci, tangga yang terlalu tajam, ditambah kepanikan yang ada," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.