Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pintu Tribune 13, Saksi Bisu Hilangnya 131 Nyawa dalam Tragedi Kanjuruhan...

Kompas.com - 06/10/2022, 05:00 WIB
Imron Hakiki,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Pintu tribune 13 Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang menjadi saksi bisu kerusuhan yang menewaskan 131 orang pada Sabtu (1/10/2022).

Pintu diduga dalam kondisi tertutup. Di sisi lain, ratusan orang berdesakan keluar dari stadion setelah terpapar gas air mata.

Baca juga: Jokowi Tinjau Stadion Kanjuruhan Malang, Lokasi Tewasnya 131 Orang Usai Laga Arema Vs Persebaya

Pantauan Kompas.com, pintu tribune 13 dalam kondisi penyok, seperti ada bekas dobrakan.

Sementara di sampingnya, diding ventilasi terlihat menganga, diduga dibobol oleh Aremania yang panik karena mereka tak bisa keluar.

Begitu pun pagar-pagar pembatas di tangga turun dari tribune ke pintu yang rusak.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan dalam Pandangan Mata Para Saksi dari Tribune Penonton...


Kini, pintu tribune 13, menjadi tempat tujuan masyarakat yang ingin memanjatkan doa bagi para korban tewas.

Warga datang untuk menaburkan bunga tepat di depan pintu.

Beberapa di antaranya juga menggantung syal serta kaus Arema di gagang pintu.

Salah satu kaus yang digantung di dinding ventilasi yang rusak tertulis: 'Tenang di Tribun Barumu Saudaraku'.

Baca juga: Kisah Mereka yang Pulang dari Stadion Kanjuruhan Malang...


 

Pamflet bertuliskan kecaman tertempel di daun pintu tribune 13. Tertulis 'Stop Brutality Police', 'Gas Air Mata vs Air Mata Ibu', 'Mereka Pamit ke Orang Tua Nonton Bola. Pulang Sudah Tidak Bernyawa'.

Salah satu penjual kopi yang berada tidak jauh dari pintu 13, Anis mengatakan, saat itu kondisi di area pintu tribune 13 cukup mencekam.

Tapi ia tidak tahu pasti apakah benar pintu 13 itu terkunci saat itu.

Karena ketika kejadian, Anis juga sibuk merawat korban luka-luka yang dievakuasi ke dalam warungnya. 

"Jadi saya tidak sempat keluar melihat pintu itu. Apalagi di depan warung saya ini banyak Aremania yang tidak masuk ke dalam stadion," ungkapnya.

Seorang pria bersimpuh berdoa didepan gate 13 pasca tragedi yang terjadi pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 seusai pertandingan bertajuk Derbi Jawa Timur, Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Selasa (4/10/2022) sore.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Seorang pria bersimpuh berdoa didepan gate 13 pasca tragedi yang terjadi pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 seusai pertandingan bertajuk Derbi Jawa Timur, Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Selasa (4/10/2022) sore.

Namun, melihat dinding bekas dibobol dan pagar yang rusak, Anis menduga pintu itu memang tidak dalam kondisi terbuka saat itu.

"Kalau melihat temboknya yang dibobol, kemungkinan besar memang tidak dibuka," kata dia.

Baca juga: Mahasiswa Pasang Spanduk Copot Kapolda Jatim di Pagar Markas Polda, Buntut Tragedi Kanjuruhan

"Biasanya ya dibuka jika pertandingan segera berakhir," lanjut Anis.

Terhitung, ada sekitar 10 korban luka-luka yang dievakuasi ke warung Anis. Sehingga dirinya tidak bisa langsung menutup warung dan pulang ke rumahnya.

"Saya baru pulang setelah para korban ini dievakuasi ke rumah sakit sekitar pukul 02.00 dini hari," tuturnya.

Komdis PSSI sebut pintu tertutup, polisi membantah

Hari kedua kondisi Gate 12 pasca tragedi yang terjadi pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 seusai pertandingan bertajuk Derbi Jawa Timur, Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Senin (3/10/2022) siang.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Hari kedua kondisi Gate 12 pasca tragedi yang terjadi pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 seusai pertandingan bertajuk Derbi Jawa Timur, Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Senin (3/10/2022) siang.

Komite Disiplin (Komdis) PSSI sebelumnya membenarkan adanya temuan sejumlah pintu-pintu yang tertutup, padahal seharusnya dibuka usai pertandingan.

Kondisi ini yang diduga membuat banyak korban jiwa berjatuhan.

"Pintu-pintu yang seharusnya terbuka tapi tertutup. Kekurangan ini menjadi perhatian dan penilaian kami adanya hal-hal yang kurang baik," kata Ketua Komdis PSSI Erwin Tobing di Kota Malang, Selasa (4/10/2022).

 

Namun, berbeda dengan keterangan Komdis PSSI, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo membantah adanya pintu-pintu yang tak terbuka saat kerusuhan pecah.

Dia mengaku bahwa pintu-pintu telah dibuka.

"Hanya saja, pintu-pintu itu sempit, hanya cukup untuk dua orang. Sedangkan yang keluar saat itu ratusan, sehingga terjadi tumpang tindih," kata dia, Selasa (4/10/2022).

Baca juga: Jokowi soal Gambaran Persoalan Tragedi Kanjuruhan: Pintu Terkunci, Tangga yang Tajam, dan Kepanikan

Sementara itu, Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Stadion Kanjuruhan pada Rabu (5/10/2022) juga menyoroti pintu tribune 13.

Menurutnya Tim Gabungan Independen Pencari Fakta yang dibentuk Menko Polhukam Mahfud MD akan menelusuri dan menguak fakta dalam tragedi tersebut, termasuk soal kondisi pintu.

"Tetapi sebagai gambaran tadi saya melihat problemnya ada di pintu yang terkunci, tangga yang terlalu tajam, ditambah kepanikan yang ada," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com