KOMPAS.com - Jumlah korban tewas dalam tragedi kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, mencapai 131 orang.
Salah satu relawan bernama Achwan Affani mengaku syok saat mengetahui sebagian besar korban tewas adalah remaja dan anak-anak.
"Hampir 70 persen jenazah usianya di bawah 18 tahun, masih seusia anak-anak saya," katanya, seperti dilansir dari Surya.
Banyak wajah mereka sudah membiru dan keluar busa dari mulut mereka.
"Sampai sekarang saya tidak bisa tidur nyenyak. Saat itu saya sampai tidak bisa berkata-kata," ungkapnya.
Achwan menceritakan, saat kerusuhan terjadi, dirinya segera mendatangi Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.
Baca juga: Empati Tragedi Kanjuruhan,190 Pertandingan Sepakbola Liga 3 Jateng Ditunda
Saat itu suasana di RSSA panik dan banyak jenazah yang belum teridentifikasi.
Petugas medis saat itu tak bisa berbuat banyak ketika sejumlah Aremania atau keluarga korban datang mengambil jenazah.
"Banyak Aremania melihat jenazah dan mencari keluarganya, petugas medis syok, banyak dari warga yang mengambil langsung jenazah tanpa diidentifikasi," tuturnya.
Baca juga: Fakta di Balik Pencopotan Kapolres Malang dan 9 Komandan Brimob Pasca-tragedi Kanjuruhan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.