Editor
Slamet dan rekan-rekannya segera mengemasi bendera yang mereka bawa dan mencari jalan keluar karena melihat ada potensi situasi tak terkendali.
Benar saja, tiba-tiba ribuan suporter lainnya masuk ke lapangan.
Aparat menembakkan gas air mata, bukan hanya ke arah lapangan, melainkan juga tribune penonton.
Baca juga: Ke Malang, Menko PMK dan Mensos Beri Santunan untuk Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan
Hal tersebut membuat ribuan penonton berhamburan menyelamatkan diri. Kondisi juga gelap karena lampu dimatikan.
"Kalau (tembakan gas air mata) yang masuk ke lapangan mungkin masih bisa kami terima karena memang melanggar batas area. Tetapi, kenapa yang di tribune? Salah apa ditembak gas air mata?" kata dia.
Ribuan penonton pun berdesak-desakan, ada yang terjatuh dari tribune, terinjak-injak, hingga 125 orang meninggal dunia.
Sumber: Antara
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang