Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Kanjuruhan dan Gas Air Mata yang Membuat Suasana Tribune Mendadak Berubah

Kompas.com - 03/10/2022, 06:40 WIB
Andi Hartik

Editor

MALANG, KOMPAS.com - Gafandra Zulkarnain (20), warga asal Kota Malang, bersama teman perempuannya, Aldita Putri, memilih diam di tribune saat suporter lain turun ke lapangan usai Arema FC kalah 2-3 atas Persebaya dalam laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 pada Sabtu (1/10/2022).

Namun, situasi di tribune mendadak mencekam. Gas air mata mengarah kepada suporter di tribun hingga membuat mereka berdesakan keluar.

"Saat itu, kami tidak ikut turun ke lapangan, tapi hanya diam di tribun. Namun, situasi mendadak berubah setelah ada tembakan gas air mata ke arah tempat duduk kami, sehingga semua orang berebut keluar dari Stadion Kanjuruhan," kata Gafandra saat ditemui di RSUD Kanjuruhan, Minggu (2/10/2022).

Baca juga: Di Sebuah Ruang di Stadion Kanjuruhan, Sahabat Saya Sudah Ditutupi Kain dan Tak Bernyawa

Gafandra dan Putri mengaku sempat terinjak-injak saat semua suporter berebut keluar stadion. Ia mengalami luka-luka lebam di tangan kiri dan kaki kirinya. Sedangkan, Aldita Putri mengalami luka di pelipis kiri dan dahi sebelah kanan.

"Beruntung kami masih bisa keluar dan masih hidup saat ini. Sebab banyak suporter lain yang tewas akibat tragedi itu," jelasnya.

Baca juga: Soal Tragedi Kanjuruhan, Kapolri Janji Usut Tuntas dan Cari Siapa yang Bertanggungjawab

Riyan Dwi Cahyono (22), suporter Arema FC asal Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, mengatakan, para suporter turun ke lapangan untuk melayang protes pada pemain dan manajemen Arema FC atas kekalahannya pada Persebaya.

"Kami turun tujuannya memang untuk protes kepada pemain dan manajemen Arema FC, kenapa Arema FC bisa kalah? Padahal selama 23 tahun sejarahnya Arema FC tidak pernah kalah melawan Persebaya di kandang Singo Edan," kata Riyan saat ditemui di RSUD Kanjuruhan, Minggu.

"Jadi tujuannya hanya untuk protes agar Arema FC bisa lebih baik lagi ke depannya," imbuhnya.

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur, Irjen Nico Afinta, mengatakan, tembakan gas air mata itu sebagai upaya menghalau suporter yang turun ke lapangan dan berbuat anarkis.

Sejumlah Aremania tabur bunga dan doa bersama di Monumen Singo Tegar untuk mengenang korban kerusuhan sepak bola pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (1/9/2022) malam.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Sejumlah Aremania tabur bunga dan doa bersama di Monumen Singo Tegar untuk mengenang korban kerusuhan sepak bola pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (1/9/2022) malam.
Nico mengakui bahwa tembakan gas air mata itu membuat suporter di tribun berdesakan menuju pintu keluar stadion.

"Sehingga, para suporter berlarian ke salah satu titik di pintu 12 Stadion Kanjuruhan. Saat terjadi penumpukan itulah banyak yang mengalami sesak napas," kata Nico dalam konferensi pers di Mapolres Malang, Minggu.

Dikutip dari Kompas.com Bola, penggunaan gas air mata untuk pengamanan pertandingan sepak bola di dalam stadion tidak diperbolehkan. Hal itu sesuai dengan aturan FIFA tentang Pengamanan dan Keamanan Stadion.

"No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used (senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan)," tulis aturan FIFA.

Baca juga: Polisi Korban Kerusuhan Kanjuruhan Malang Terima Penghargaan Luar Biasa

Usut tuntas

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berjanji akan mengusut tuntas tragedi itu. Pihaknya akan melakukan investigasi untuk mengusut penyelenggaraan dan pengamanan pertandingan.

"Sekaligus melakukan investigasi terkait peristiwa terjadi yang mengakibatkan banyaknya korban," kata Sigit di Stadion Kanjuruhan, Minggu (2/10/2022).

Pihaknya telah membentuk tim yang terdiri dari Bareskrim, Divisi Propam, Inafis, Puslabfor dan lainnya.

Baca juga: Manajer Arema FC Angkat Bicara Soal Tragedi Kanjuruhan: Kami Tidak Pikirkan Sanksi

125 korban tewas

Sementara itu, berdasarkan data yang dirilis Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, jumlah korban tewas tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan sebanyak 125 orang.

Untuk korban yang mengalami luka-luka sebanyak 299 orang. Luka ringan 260 orang dan luka berat 39 orang.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Imron Hakiki, Nugraha Perdana | Editor: Robertus Belarminus, Khairina, Andi Hartik)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Berawan

Surabaya
Korupsi Dana Perbaikan Jalan Rp 175 Juta, Kades di Tulungagung Ditahan

Korupsi Dana Perbaikan Jalan Rp 175 Juta, Kades di Tulungagung Ditahan

Surabaya
Labfor Polda Jatim Pastikan Bahan Kimia di Rumah Pasuruan Bahan Baku Narkotika

Labfor Polda Jatim Pastikan Bahan Kimia di Rumah Pasuruan Bahan Baku Narkotika

Surabaya
Gus Muhdlor Ditahan KPK, Pemprov Jatim Siapkan Wabup Sidoarjo sebagai Pelaksana Tugas

Gus Muhdlor Ditahan KPK, Pemprov Jatim Siapkan Wabup Sidoarjo sebagai Pelaksana Tugas

Surabaya
Melawan Saat Ditangkap, Dua Jambret di Surabaya Ajak Duel Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Dua Jambret di Surabaya Ajak Duel Polisi

Surabaya
Hengky Kurniawan Ambil Formulir Bacabup Blitar ke Kantor PDI-P

Hengky Kurniawan Ambil Formulir Bacabup Blitar ke Kantor PDI-P

Surabaya
Video Asisten Masinis KA Pandalungan Beri Minum Korban Kecelakaan yang Masih Terjebak di Mobil, Ini Penjelasan KAI

Video Asisten Masinis KA Pandalungan Beri Minum Korban Kecelakaan yang Masih Terjebak di Mobil, Ini Penjelasan KAI

Surabaya
Bertahun-tahun Pemkab Pamekasan Bayar Iuran JKN 500 Warga Meninggal

Bertahun-tahun Pemkab Pamekasan Bayar Iuran JKN 500 Warga Meninggal

Surabaya
2 WNA Pakistan Lakukan Penipuan Berkedok Donasi untuk Palestina di Blitar, Takmir dan Baznas Jadi Korban

2 WNA Pakistan Lakukan Penipuan Berkedok Donasi untuk Palestina di Blitar, Takmir dan Baznas Jadi Korban

Surabaya
Sempat Dihalangi, Mobil Rombongan Ponpes Tetap Terobos Perlintasan hingga Tertabrak Kereta

Sempat Dihalangi, Mobil Rombongan Ponpes Tetap Terobos Perlintasan hingga Tertabrak Kereta

Surabaya
Kadisdik Lamongan Sebut Insiden Siswi SD Jatuh dan Meninggal adalah Musibah, Bukan Perundungan

Kadisdik Lamongan Sebut Insiden Siswi SD Jatuh dan Meninggal adalah Musibah, Bukan Perundungan

Surabaya
Kades di Tulungagung Korupsi untuk Lunasi Utang Anak yang Gagal Nyaleg

Kades di Tulungagung Korupsi untuk Lunasi Utang Anak yang Gagal Nyaleg

Surabaya
Tertabrak KA Pandalungan di Pasuruan, 4 Orang Rombongan Ponpes Tewas

Tertabrak KA Pandalungan di Pasuruan, 4 Orang Rombongan Ponpes Tewas

Surabaya
Polda Jatim soal Tabrakan Maut KA Pandalungan Vs Mobil Rombongan Ponpes: Sopir Tak Perhatikan Kanan Kiri

Polda Jatim soal Tabrakan Maut KA Pandalungan Vs Mobil Rombongan Ponpes: Sopir Tak Perhatikan Kanan Kiri

Surabaya
Terangsang Kemolekan Tubuh, Ayah di Gresik Cabuli 2 Anak Tirinya

Terangsang Kemolekan Tubuh, Ayah di Gresik Cabuli 2 Anak Tirinya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com