FLL kemudian meneruskannya kepada koordinator kepelatihan EAN melalui Handy Talky (HT).
Lagi-lagi saat melaporkan kondisinya, korban malah dianggap hanya berpura-pura pusing dan lemas.
Saat EAN datang, dengan kondisi masih menahan sakit, korban kembali mendapatkan kekerasan fisik.
EAN yang telah mengawasi gerakan ujian korban menilai korban tidak bersungguh-sungguh dalam mengikuti ujian silat.
Seketika itu pun, korban ditarik hingga keluar barisan kemudian diberikan hukuman.
Korban diminta melakukan sikap kuda-kuda kemudian dipukul dua kali tepat pada perut korban menggunakan tangan kanan.
Setelah memukul korban, EAN menyuruh korban masuk lagi ke barisan.
Lantaran korban dianggap tidak serius dan cengengesan, EAN kembali memberikan tendangan satu kali ke arah perut korban.
MAS yang sudah memukul lebih dulu, belum merasa puas.
Dia kembali menghajar korban dengan siku ke arah perut, hingga korban jatuh tersungkur.
Saat itu, EAN menyuruh korban berdiri dan berkata: 'Sampeyan nek gak kuat moleh ae. (Kamu kalau enggak kuat mending pulang saja)'.
Baca juga: Kasus Kekerasan pada Perempuan dan Anak di Ambon Terus Meningkat sejak 2017
Korban yang sudah sempoyongan memilih kembali ke tempat istirahat.
Namun, penguji menyuruh korban untuk pulang.
Korban akhirnya berdiri lagi dan berjalan menuju ke Pos 2 untuk pulang.
Namun, sebelum sampai di Pos 2 korban terjatuh di tengah lapangan.