Yunus menyampaikan, tak ada salahnya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memperbaiki makam Mbah Kapiludin yang bahkan sudah diziarahi pada tahun 1965.
"Kalau tahun 1965 sudah diziarahi, berarti ini kan yang babat alas (sesepuh), karena dulu kawasan ini ala semua. Kan tidak ada salahnya kita menghormati sesepuh yang babat alas di sini," ucapnya.
Lurah Putat Jaya, Bryan Ibnu Maskuwaih mengatakan, warga mendukung rencana pembuatan wisata religi di kawasan Dolly.
"Kalau sekarang kami dengan pihak kecamatan sedang proses sosialisasi terkait perencanaan ini. Alhamdulillah waktu kami undang, warga tak ada yang keberatan dan semua mendukungnya," kata Bryan kepada Kompas.com, Selasa (13/9/2022).
Bryan menjelaskan, nantinya rumah hafidz, spot budaya, dan sentra UKM akan didirikan di kawasan wisata Dolly.
Baca juga: Pastikan Seragam Gratis Siswa Segera Dikirim, Armuji: Kami Libatkan UMKM di Eks Lokalisasi Dolly
"Masih banyak aset Pemkot disitu yang akan ditata ulang atau dimaksimalkan juga untuk kepentingan perencanaan ini," terangnya.
Setelah sosialisasi selesai, Bryan menambahkan, tahapan selanjutnya adalah pembebasan aset warga.
"Jadi tahapannya nanti tidak langsung dibebaskan, kami nanti akan menunggu warga kalau mau dan ikhlas untuk dibebaskan baru kita proses, tidak tiba-tiba langsung dibebaskan," ujarnya.
Bryan menuding, warga yang khawatir terdampak penggusuran bukanlah penduduk asli yang memiliki hak tanah atau bangunan, melainkan hanya mempunyai hak sewa.
"Saya khawatir, yang khawatir (tergusur) ini tidak punya hak milik dari tempatnya, ayo kita kroscek bareng-bareng nanti, biar jelas," ucap Bryan.
Rencananya, Bryan menuturkan, kawasan wisata Dolly akan mulai disahkan pada bulan Desember 2022 ini.
"Apabila diperlukan pembebasan lahan, akan ditindaklanjuti dengan pengajuan penawaran dari warga ke Pemkot Surabaya," kata Bryan.
Selampi (54), salah seorang warga Gang Dolly yang mendukung rencana Pemkot Surabaya menyulap kawasan tersebut menjadi tempat wisata religi.
Selampi percaya dengan adanya wisata religi, perekonomian warga setempat juga turut meningkat.
Akan tetapi, dia pun khawatir akan adanya penggusuran dengan biaya ganti rugi yang tidak sebanding.
Baca juga: Dukung Timnas Indonesia, Wali Kota Surabaya Ajak Warga Penuhi Stadion GBT