Tak perlu menunggu lama, masyarakat Surabaya kemudian bersatu dan bergerak sebagai upaya untuk mengusir tentara sekutu, sehingga terjadilah Pertempuran Surabaya.
Tokoh Pertempuran Surabaya dari pihak Indonesia antara lain Gubernur Jawa Timur Suryo, Komandan TKR Karesidenan Surabaya dr. Moestopo, dan Residen Surabaya Sudirman.
Selain itu ada pula peran dari Soetomo atau yang lebih dikenal dengan nama Bung Tomo yang terkenal dengan pidatonya yang disiarkan melalui Radio Pemberontakan.
Sementara tokoh Pertempuran Surabaya dari pihak sekutu adalah Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby.
Pasca Brigjen Mallaby gugur, sosoknya kemudian digantikan oleh Jenderal Robert Mansergh.
Jauh sebelum terjadinya Pertempuran Surabaya, sempat terjadi Insiden Hotel Yamato.
Dalam insiden itu, arek-arek Surabaya menggeruduk Hotel Yamato, dan menurunkan bendera merah putih biru milik Belanda, merobek warna biru sehingga menyisakan kain merah dan putihnya saja.
Selain karena Belanda dinilai melakukan tindakan provokatif yaitu mengibarkan bendera merah putih biru di hotel tersebut, Insiden Hotel Yamato juga dipengaruhi gagalnya perundingan antara Residen Surabaya Soedirman dan WVC Ploegman untuk menurunkan bendera Belanda tersebut.
Di sisi lain, kekalahan Jepang membuat pasukan mereka harus meninggalkan tanah air dan menyerahkan senjata.
Maka pada tanggal 3 Oktober 1945 Laksamana Madya Shibata Yaichiro di Surabaya memberikan senjata kepada rakyat Indonesia yang akan bertanggung jawab untuk menyerahkan senjata-senjata itu kepada pihak sekutu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.