Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Gus Samsudin, Pendiri Padepokan di Blitar yang Berseteru dengan Pesulap Merah

Kompas.com - 02/08/2022, 16:03 WIB
Asip Agus Hasani,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Nama Gus Samsudin Jadab menjadi perbincangan publik menyusul peristiwa ratusan warga Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur menggeruduk dan meminta penutupan Padepokan Nur Dzat Sejati miliknya pada Minggu (31/7/2022).

Aksi penggerudukan padepokan itu berkaitan dengan peristiwa sebelumnya ketika YouTuber Pesulap Merah atau Marcel Radhival mendatangi padepokan.

Kedatangan Marcel bertujuan membuktikan kemampuan supranatural Gus Samsudin hingga berujung keributan yang melibatkan sejumlah pihak, yaitu Marcel dan tim, Gus Samsudin dan pengacara, serta kepala desa dan sejumlah warga. 

Baca juga: Perselisihan Gus Samsudin dan Pesulap Merah, Ini Alasan Warga Minta Padepokan Nur Dzat Sejati Ditutup

Nama Gus Samsudin dan Padepokan Nur Dzat Sejati sebenarnya sudah mulai banyak dikenal warga Blitar sejak satu tahun terakhir.

Baliho besar berukuran sekitar 3 x 4 meter berdiri di sejumlah titik lokasi di Kabupaten Blitar, memajang foto Gus Samsudin dengan janggut panjang dengan busana jubah serta kain dililitkan dikepala.

Baliho antara lain dipasang di sisi jalan nasional yang menghubungkan Kota Blitar dan Kota Kanigoro di Desa Tlogo misalnya memuat tulisan berbunyi “Majelis Dzikir Solawat Sirri Alladuni”, “Padepokan Nur Dzat Sejati...” dan lain sebagainya.

Selain dikenal sebagai seorang penyembuh yang memiliki kemampuan supranatural atau disebut dukun, Gus Samsudin juga banyak menggunakan rapalan doa dalam bahasa Arab berisi kalimat-kalimat doa Islami.

Baca juga: Polres Blitar Kerahkan Satu Peleton Personel untuk Jaga Padepokan Gus Samsudin

 

Dukun muda itu juga rajin mengunggah kegiatan penyembuhannya di kanal YouTube miliknya, yaitu “Gus Samsudin Jaddab” dengan 315.000 subscriber dan “Padepokan Nur Dzat Sejati” dengan 1,61 juta subscriber.

Pada salah satu unggahan di kanal “Gus Samsudin Jaddab” pada 25 Juli 2022 dengan judul “BERTAHUN TAHUN LUMPUH ,,,AHIRNYA BISA BERJALAN HANTU KUNTI SYUKUR POCONG RADIO”, dipertontonkan seorang perempuan tua yang datang diantarkan mobil ambulans dalam kondisi lumpuh.

Perempuan itu kemudian digotong dan dibaringkan di depan Gus Samsudin untuk didoakan dalam prosesi penyembuhan.

Selanjutnya, dua orang pengikut Gus Samsudin membantu perempuan itu berdiri. Kemudian dengan susah payah perempuan itu dituntun untuk menggerakkan kakinya.

Pada akhirnya perempuan itu dapat berjalan hanya melalui satu prosesi pengobatan yang memakan waktu beberapa puluh menit saja. 

Baca juga: Kronologi Konflik Gus Samsudin dan Pesulap Merah yang Menyeret Desa Rejowinangun di Blitar

Asal Lampung

Kepala Desa Rejowinangun Bhagas Wigasto mengatakan, Gus Samsudin berasal dari Lampung dan kini sudah terdaftar sebagai warga desa yang dia pimpin.

“Gus Udin itu asalnya Lampung,” ujar Bhagas kepada Kompas.com, Senin (1/8/2022).

Namun ia tak menyebutkan secara rinci kapan persisnya Gus Samsudin pindah ke Kabupaten Blitar.

Sementara Padepokan Nur Dzat Sejati yang digeruduk warga, kata dia, telah ada sejak tiga tahun lalu.

Baca juga: Menyoal Perseteruan Pesulap Merah dan Gus Samsudin, Padepokan Ditutup Warga hingga Aplikasi Desa Diretas

 

Padepokan Nur Dzat sejati yang berlokasi di dekat Sungai Brantas itu juga merupakan salah satu lokasi yang sering digunakan untuk menjalankan prosesi penyembuhan.

Bhagas menambahkan bahwa sebenarnya Gus Samsudin masih berusia muda meskipun selalu tampil berbusana jubah dan memelihara janggut panjang sehingga terlihat lebih tua.

Kata Bhagas, usia Gus Samsudin masih berada di kisaran 30-an tahun.

“Masih muda dia itu. Ya sekitar 30-an tahun lah,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com