Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perseteruan Gus Samsudin dan Pesulap Merah, Aplikasi Layanan Publik Desa Rejowinangun Diretas

Kompas.com - 02/08/2022, 06:46 WIB
Asip Agus Hasani,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Perseteruan antara YouTuber Pesulap Merah dan Gus Samsudin Jadab berimbas kepada aktivitas pelayanan publik Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Padepokan Gus Samsudin berdiri di desa tersebut.

Beberapa hari setelah Pesulap Merah dan pendukungnya mendatangi Padepokan Nur Dzat Sejati dua pekan lalu, aplikasi layanan publik berbasis internet milik Pemerintah Desa Rejowinangun diretas.

Kepala Desa Rejowinangun Bhagas Wigasto mengatakan, insiden penyusupan pada aplikasi pelayanan publik milik pemerintah desa tersebut merupakan salah satu sebab yang mendorong warga menggeruduk dan menuntut penutupan Padepokan Gus Samsudin.

“Kami ini kan sudah desa digital. Pelayanan publik sudah berbasis internet. Aplikasi pelayanan kependudukan di-hack, data base diacak-acak,” ujar Bhagas kepada Kompas.com, Senin (1/8/2022).

Aplikasi pelayanan kependudukan tersebut, lanjutnya, baru dapat diakses lagi pada Senin siang, setelah sempat tak bisa dikendalikan peretas selama empat hari terakhir.

Selain aplikasi pelayanan kependudukan, tambahnya, portal untuk UMKM di Desa Rejowinangun juga tidak luput dari serangan hacker.

Baca juga: Padepokan Nur Dzat Sejati Milik Gus Samsudin di Blitar Digeruduk dan Ditutup Warga, Ini Penjelasan Kades

“Di portal itu muncul tulisan ‘Rejowinangun Berhati Anarkis’,” ujarnya.

Bhagas mengaku tidak tahu pihak mana yang melakukan penyusupan ke aplikasi pelayanan publik milik Pemerintah Desa Rejowinangun.

Namun, dia meyakini serangan hacker tersebut berkaitan dengan perseteruan antara Pesulap Merah dan Gus Samsudin.

Saat Pesulap Merah beserta pendukungnya mendatangi Padepokan Nur Dzat Sejati di Desa Rejowinangun, kata dia, aparat desa sempat meminta KTP milik Pesulap Merah yang bernama asli Marcel itu.

Tindakan meminta KTP itu, ujarnya, dianggap sebagai upaya menghalangi Pesulap Merah yang hendak membuktikan kemampuan spiritual Gus Samsudin.

“Padahal wajar kalau ada peristiwa yang dapat berpotensi memicu keresahan seperti itu kami berjaga-jaga. Kalau sampai ada konflik fisik, kami kan tidak tahu siapa saja orang-orang yang datang ke desa kami itu,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com