Menurut hasil pemeriksaan polisi, Sugiatno meninggal karena sakit jantung.
Suyono mengungkapkan, siang sebelum kejadian itu korban juga masih beraktivitas di bengkel seperti biasa.
Hanya saja korban sempat mengeluhkan sakit di dadanya dan disampaikannya kepada warga saat bertemu di warung kopi.
Kemudian, pada sore hari, korban tiba-tiba menolak seorang pelanggan yang hendak menyerviskan motornya.
"Sampean cari (bengkel) lainnya ya, maaf, kelihatannya aku engko wis gak nutut (tafsiran bebas: nanti sudah gak bisa)," ujar Suyono menirukan ucapan korban kepada pelanggannya itu.
Tak hanya itu, Suyono mengatakan, Sugiatno sempat berpamitan.
"Dia pamitan kepada orang-orang. Omongan sambil kayak ngelantur gitu," lanjut Suyono.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 31 Juli 2022
Kepala Polsek Ringinrejo Inspektur Satu Polisi (Iptu) Joko Suparno mengatakan, tidak ditemukan bekas kekerasan atau tanda penganiayaan dan kematian murni diduga serangan jantung.
Pihak keluarga menerimanya sebagai musibah dan membuat surat pernyataan menolak otopsi.
"Atas kejadian tersebut keluarga menerima dengan ikhlas atas musibah tersebut dan membuat surat pernyataan bersama untuk tidak dilakukan autopsi," ujar Iptu Suparno dalam keterangannya.
Jenazah korban sudah dimakamkan keluarganya di TPU desa malam itu juga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.