Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Rp 40 Juta Milik IRT di Tuban Raib, Bermula Beri Tahu PIN pada Pria Tak Dikenal, Ini Kronologi dan Penjelasan Bank

Kompas.com, 30 Juli 2022, 08:55 WIB
Pythag Kurniati

Editor

TUBAN, KOMPAS.com - Pembobolan rekening bank dialami seorang ibu rumah tangga (IRT) asal Desa Dawung, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban Jawa Timur, Dwi Ratnawati (39).

Uang Rp 40 juta di rekeningnya raib, diduga usai Dwi mendapatkan bantuan dari pria tak dikenal pada Selasa (26/7/2022).

Baca juga: Rekening Bank Milik IRT di Tuban Dibobol, Tabungan Rp 40 Juta Raib

Saat itu Dwi hendak mengambil uang tunai di mesin ATM namun kartunya ditolak sehingga tidak bisa dipakai bertransaksi.

Pria tersebut awalnya membantu memasukkan kartu, namun setelahnya mesin tidak bisa membaca kartu.

Kartu ATM Dwi justru tertelan dan tak keluar. Sementara Dwi sempat sudah sempat memberi tahu PIN ATM untuk transaksi.

Baca juga: Sidang Dispensasi Nikah Korban Pencabulan Anak Kiai di Tuban Digelar Besok

Dwi sempat merasa tenang setelah mengecek langsung ke kantor bank.

"Setibanya di Kantor BNI, customer service bilang kalau saldonya masih aman, masih sesuai jumlah transaksi terakhir," kata Dwi Ratnawati, Rabu (27/7/2022).

Transaksi pemindahan saldo

Tak beberapa lama, Dwi menerima notifikasi m-banking yang memberi tahu adanya transaksi pemindahan saldo sebesar Rp 40 juta.

Dwi kembali ke bank, namun dia diminta melapor ke kepolisian terlebih dahulu.

"Itu yang membuat saya agak kecewa, kenapa saat saya laporan ATM tertelan, kok tidak segera diblokir aksesnya," ungkapnya.

Dia berharap kasus ini bisa diungkap dan pelaku bisa segera ditangkap serta diberikan hukuman setimpal, agar tidak lagi ada korban lainnya.

"Tadi saya ke bank dengan membawa surat laporan dari polisi dan diperlihatkan hasil rekaman CCTV mesin ATM," terangnya.

Baca juga: Truk Gandeng Bermuatan Mi Instan Terbakar di Jalur Pantura Tuban, Penyebab Masih Diselidiki

Tanggapan pihak bank

Pihak BNI Cabang Tuban memberikan tanggapan atas kasus yang dialami Dwi Ratnawati (40).

"Kami menduga hilangnya dana nasabah terjadi akibat pelaku Card Tripping (modus kejahatan yang menyalahgunakan ATM). Itu hasil pemeriksaan kami," kata Pemimpin BNI Kantor Cabang Tuban, Samsul Arief, seperti dikutip dari Surya.co.id, Jumat (29/7/2022).

Ia menjelaskan, BNI Kantor Cabang Tuban menindaklanjuti laporan nasabah melalui pemblokiran kartu debit untuk keamanan nasabah.

Nasabah diimbau tidak perlu khawatir untuk bertransaksi di ATM serta e-Channel BNI lainnya.

Baca juga: Gara-gara Dituduh Buang Bangkai Tikus, Pria di Tuban Bacok Tetangganya

Samsul menyarankan nasabah melakukan beberapa langkah pengamanan, antara lain menggunakan BNI Mobile Banking, karena di dalamnya telah memiliki seluruh transaksi di mesin ATM.

Antara lain fasilitas penarikan uang tunai di mesin ATM tanpa perlu menggunakan kartu, sehingga potensi card tripping kartu debit dapat dihindari.

Nasabah juga diminta segera mengalihkan kartu debit dengan mengganti kartu debit Magnetic Stripe dengan kartu debit chip.

Baca juga: Diduga Depresi, Seorang Ibu di Tuban Ditemukan Tewas Bunuh Diri

Kemudian, secara rutin mengganti PIN transaksi ATM demi mengantisipasi terjadinya tindak kejahatan.

"Nasabah diimbau untuk tidak memberikan Nomor Personal Identification Number (PIN) kartu debit kepada siapa pun dan menjaga kerahasiaan," kata dia.

Baca juga: Rekening Bank Milik IRT di Tuban Dibobol, Tabungan Rp 40 Juta Raib

Polisi buru pelaku

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor Tuban, AKP M Ganantha membenarkan adanya laporan seorang warga yang kehilangan uang saldo rekening tabungan di bank.

Polisi juga telah meminta keterangan dari korban dan keterangan dari pihak bank dan meminta video rekaman CCTV di lokasi ATM.

"Saat ini kami masih melakukan penyelidikan dan memburu pria yang diduga pelaku pembobolan rekening tersebut," kata AKP M Ganantha.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Tuban, Hamim | Editor : Andi Hartik)

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Nasabahnya Kehilangan Rp 40 Juta Akibat Kasus Ganjal ATM, BNI Tuban Akui Sudah Memblokir Kartu Debit

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau