Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Disegel Pemilik Tanah, Siswa SDN Rek Kerrek 4 Pamekasan Belajar di Rumah Warga

Kompas.com - 18/07/2022, 17:36 WIB
Taufiqurrahman,
Andi Hartik

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - M Seli, warga Desa Rek Kerrek, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, menyegel Sekolah Dasar Negeri (SDN) Rek Kerrek 4, Senin (18/7/2022). Penyegelan disebabkan persoalan tanah yang ditempati bangunan sekolah tersebut. Tanah itu masih berstatus milik M Seli.

Akibat penyegelan ini, puluhan siswa harus belajar di rumah warga.

Kepala SDN Rek Kerrek 4, Daman Huri menjelaskan, sebelum ruang kelas disegel, Seli masih pamit terlebih dahulu. Karena sekolah itu disegel oleh Seli bersama dengan orang-orang yang mengaku sebagai ahli waris tanah, Daman Huri tidak bisa berbuat apa-apa.

Baca juga: Hari Pertama Masuk Sekolah di Sumenep, Orangtua Datang Lebih Pagi demi Bangku Paling Depan untuk Anaknya

"Kami tak bisa melarang penyegelan karena yang menyegel pemilik tanah," terang Daman Huri saat menemani siswanya belajar di halaman rumah warga.

Penyegelan kali ini merupakan yang kedua kalinya. Penyegelan pertama terjadi pada akhir Januari 2022. Saat itu, segel dibuka setelah ada negosiasi antara pihak pemilik lahan dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pamekasan. Namun, kali ini disegel kembali.

Baca juga: Cerita Orangtua Antar Anak Hari Pertama Sekolah: Cemas, Bolak-balik Beli Buku, hingga Bangun Lebih Pagi

"Mungkin hasil negosiasinya tidak ada tindak lanjut sehingga sekarang disegel lagi," imbuh Daman Huri.

M Seli menjelaskan, asal-usul penyegelan itu karena saat ini ganti rugi lahan yang ditempati sekolah tidak ada tindak lanjut dari Disdikbud Kabupaten Pamekasan.

Menurut M Seli, pada tahun 2004 terjadi tukar guling tanah miliknya dengan tanah kas desa. Namun, sertifikat tanah hasil tukar guling tersebut tidak kunjung ada.

"Tanah yang ditempati sekolah itu sudah ditukar dengan tanah kas desa. Tapi tanah kas desa sekarang sudah diambil lagi oleh desa," kata Seli saat ditemui di kediamannya.

Setelah tanah kas desa diambil paksa oleh pihak desa, Seli menawarkan kepada Disdikbud Kabupaten Pamekasan agar tanah tersebut dibeli. Pihak ahli waris sudah sepakat untuk menjual tanah tersebut.

"Saya dan ahli waris lainnya mau jual tanah itu Rp 800 juta," ungkap Seli.

Baca juga: Sempat Berteriak, Nenek di Pamekasan Ditemukan Tewas, Emasnya Hilang

Setelah tanah itu mau dijual, tanggapan pihak Disdikbud tidak sesuai harapan. Justru, pihak Disdikbud Pamekasan menganggap bahwa tanah tersebut sudah dihibahkan oleh ahli waris.

"Kami dibohongi oleh Disdikbud Pamekasan. Tanah saya katanya sudah dihibahkan. Saat ditanya akta hibahnya tidak ada," ungkapnya.

Kepala Disdikbud Kabupaten Pamekasan, Ahmad Zaini, saat dikonfirmasi soal langkah yang akan dilakukan, enggan menjelaskan.

"Sementara belum bisa komentar. Kami fokus pada proses pembelajaran agar tetap berjalan," kata Zaini melalui pesan Whatsapp.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Oknum Perwira Polisi di Banyuwangi Positif Narkoba, Jabatannya Dicopot

Oknum Perwira Polisi di Banyuwangi Positif Narkoba, Jabatannya Dicopot

Surabaya
Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi Mulai Dipadati Pemudik asal Madura

Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi Mulai Dipadati Pemudik asal Madura

Surabaya
Dinkes Kota Batu Temukan 2 Jajanan Takjil Diduga Mengandung Boraks

Dinkes Kota Batu Temukan 2 Jajanan Takjil Diduga Mengandung Boraks

Surabaya
Truk Molen Oleng Tabrak Tiang dan 3 Motor di Kota Malang

Truk Molen Oleng Tabrak Tiang dan 3 Motor di Kota Malang

Surabaya
Warga Jember Tewas Tertabrak Kereta di Pelintasan Tanpa Palang Pintu

Warga Jember Tewas Tertabrak Kereta di Pelintasan Tanpa Palang Pintu

Surabaya
978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

Surabaya
Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Surabaya
Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com