Salin Artikel

Sekolah Disegel Pemilik Tanah, Siswa SDN Rek Kerrek 4 Pamekasan Belajar di Rumah Warga

PAMEKASAN, KOMPAS.com - M Seli, warga Desa Rek Kerrek, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, menyegel Sekolah Dasar Negeri (SDN) Rek Kerrek 4, Senin (18/7/2022). Penyegelan disebabkan persoalan tanah yang ditempati bangunan sekolah tersebut. Tanah itu masih berstatus milik M Seli.

Akibat penyegelan ini, puluhan siswa harus belajar di rumah warga.

Kepala SDN Rek Kerrek 4, Daman Huri menjelaskan, sebelum ruang kelas disegel, Seli masih pamit terlebih dahulu. Karena sekolah itu disegel oleh Seli bersama dengan orang-orang yang mengaku sebagai ahli waris tanah, Daman Huri tidak bisa berbuat apa-apa.

"Kami tak bisa melarang penyegelan karena yang menyegel pemilik tanah," terang Daman Huri saat menemani siswanya belajar di halaman rumah warga.

Penyegelan kali ini merupakan yang kedua kalinya. Penyegelan pertama terjadi pada akhir Januari 2022. Saat itu, segel dibuka setelah ada negosiasi antara pihak pemilik lahan dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pamekasan. Namun, kali ini disegel kembali.

"Mungkin hasil negosiasinya tidak ada tindak lanjut sehingga sekarang disegel lagi," imbuh Daman Huri.

M Seli menjelaskan, asal-usul penyegelan itu karena saat ini ganti rugi lahan yang ditempati sekolah tidak ada tindak lanjut dari Disdikbud Kabupaten Pamekasan.

Menurut M Seli, pada tahun 2004 terjadi tukar guling tanah miliknya dengan tanah kas desa. Namun, sertifikat tanah hasil tukar guling tersebut tidak kunjung ada.

"Tanah yang ditempati sekolah itu sudah ditukar dengan tanah kas desa. Tapi tanah kas desa sekarang sudah diambil lagi oleh desa," kata Seli saat ditemui di kediamannya.


Setelah tanah kas desa diambil paksa oleh pihak desa, Seli menawarkan kepada Disdikbud Kabupaten Pamekasan agar tanah tersebut dibeli. Pihak ahli waris sudah sepakat untuk menjual tanah tersebut.

"Saya dan ahli waris lainnya mau jual tanah itu Rp 800 juta," ungkap Seli.

Setelah tanah itu mau dijual, tanggapan pihak Disdikbud tidak sesuai harapan. Justru, pihak Disdikbud Pamekasan menganggap bahwa tanah tersebut sudah dihibahkan oleh ahli waris.

"Kami dibohongi oleh Disdikbud Pamekasan. Tanah saya katanya sudah dihibahkan. Saat ditanya akta hibahnya tidak ada," ungkapnya.

Kepala Disdikbud Kabupaten Pamekasan, Ahmad Zaini, saat dikonfirmasi soal langkah yang akan dilakukan, enggan menjelaskan.

"Sementara belum bisa komentar. Kami fokus pada proses pembelajaran agar tetap berjalan," kata Zaini melalui pesan Whatsapp.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/07/18/173646678/sekolah-disegel-pemilik-tanah-siswa-sdn-rek-kerrek-4-pamekasan-belajar-di

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com