Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Izin Ponpes Shiddiqiyyah Batal Dicabut, Wali Santri: Terima Kasih, Pak Presiden

Kompas.com - 13/07/2022, 16:39 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com -  Orangtua santri mengaku lega dengan pembatalan pencabutan izin operasional Pondok Pesantren Majma'al Bahrain Shiddiqiyyah di Desa Losari, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. 

Pembatalan pencabutan izin ini sebelumnya disampaikan Menteri Agama Ad Interim Muhadjir Effendy pada 11 Juli 2022, berselang empat hari usai izinnya dicabut. 

“Alhamdulillah. Terima kasih, terutama kepada bapak presiden dan yang kedua kepada Kemenag yang sudah membatalkan pencabutan izin,” ujar wali santri asal Banyuwangi, Siti Sholihah, Rabu (13/7/2022). 

Baca juga: Atas Perintah Presiden, Pencabutan Izin Pesantren Shiddiqiyyah Jombang Dibatalkan

Sholihah menuturkan, tiga anaknya saat ini belajar di Pesantren Shiddiqiyyah.

Selain sebagai santri, anak-anaknya juga menempuh pendidikan formal di bawah naungan pesantren.

Dia mengaku akan mempertahankan anak-anaknya untuk belajar di lingkungan Pesantren Shiddiqiyah hingga menuntaskan seluruh jenjang. 

Apalagi, ujar Sholihah, pesantren yang dipimpin KH. Muchtar Mu’thi tersebut tidak termasuk dalam kelompok radikal ataupun lembaga yang mengajarkan paham radikalisme.

Baca juga: 5 Simpatisan Anak Kiai Jombang Dibekali Alat Canggih Saat Halangi Polisi, Mulai dari HT hingga Drone

Sementara itu, wali santri asal Bawangan Jombang, Dilla Tussholihah mengatakan, pembatalan pencabutan izin untuk Pesantren Shiddiqiyyah membawa angin segar bagi keluarganya.

“Alhamdulillah, kami sudah tahu kalau izin yang dicabut, sekarang dibatalkan. Saya ucapkan terima kasih kepada Pak Presiden yang sudah menyuruh Kementerian Agama agar membatalkan pencabutan izin pesantren,” kata Dilla.

Dia mengungkapkan, empat anaknya kini menempuh pendidikan di lingkungan Pesantren Shiddiqiyah.

Dua anaknya menempuh jenjang pendidikan setingkat Madrasah Ibtidaiyah, satu anak setingkat Madrasah Tsanawiyah, serta satu anak lagi pada jenjang pendidikan setingkat Madrasah Aliyah.

Baca juga: Tanggapan Pengurus Ponpes Shiddiqiyyah Jombang Setelah Izin Batal Dicabut oleh Kemenag

Dilla menuturkan, pembatalan pencabutan izin tersebut membuat nasib pendidikan anak-anaknya di Pesantren Shiddiqiyah tidak lagi buram.

Dia tidak terbesit untuk memindahkan anak-anaknya ke lembaga pendidikan atau pesantren lain.

Menurut Dilla, pesantren tempat anak-anaknya belajar selalu menonjolkan pembelajaran akhlakul karimah dan cinta tanah air.

“Selama ini empat anak saya yang sekolah di situ ya seneng, betah, pelajarannya juga yang ditonjolkan itu akhlakul karimah, rasa cinta tanah air,” kata Dilla.

Baca juga: Alasan Kemenag Batal Cabut Izin Ponpes Shiddiqiyyah: Pelaku Sudah Serahkan Diri

Pondok Pesantren Majma'al Bahrain Shiddiqiyyah Jombang merupakan pesantren yang dipimpin dan diasuh oleh KH. Muchtar Mu’thi.

Pengasuh sekaligus pemimpin pesantren itu adalah ayah dari MSA atau MSAT (42), tersangka kasus pencabulan yang dijemput paksa polisi, Kamis (7/7/2022).

MSA dilaporkan ke polisi atas kasus pencabulan oleh korban berinisial NA pada 29 Oktober 2019, seorang santri perempuan asal Jawa Tengah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Surabaya
Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Surabaya
Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com