Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Suami Bunuh Istri di Tulungagung, Berawal Cekcok Soal Gaji, Dicekik hingga Jatuh dari Lantai 2

Kompas.com - 28/06/2022, 11:12 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - SU (43), seorang mantan buruh migran di Tulungagung Jawa Timur tewas dibunuh suaminya sendiri, SW (49).

Peristiwa tersebut terjadi di rumah mereka di Desa Besole, Kecamatan Besuki, Tulungagung pada Jumat (24/6/2022).

Diduga pembunuhan dilatarbelakangi masalah ekonomi.

Sebelum pembunuhan terjadi, SU dan suaminya, SW terlibat cekcok masalah gaji. Korban sempat mengatakan rumah tangganya pincang karena penghasilan suami lebih kecil.

Selama ini SU diketahui bekerja di luar negeri, sementara suaminya disebut hanya di rumah. Ucapan SU membuat SW naik pitam dan menyerang istrinya.

Baca juga: Terungkap, Wanita yang Disebut Tewas Terjatuh dari Lantai 2 Ternyata Dibunuh Suami

Mereka terlibat aksi saling cakar yang membuat SW tergores di bagian dahinya.

Lalu SW gelap mata dan mencekik leher istrinya. Dalam kondisi lemas, SU kemudian terjatuh dari lantai dua dan tewas setelah kepalanya terbentur besi pembatas tangga.

"Perkelahian itu dilakukan di lantai dua rumah mereka. Saat itu tersangka mencekik istrinya sampai lemas," ungkap Kapolres Tulungagung, AKBP Handoko Subiakto.

Saat mengetahui istrinya terkapar dan tak bernapas, SW pun panik. Ia kemudian berpura-pura mencari istrinya ke rumah tetangga dan kerabat.

Baca juga: Di Balik Kasus Suami Cekik Istri gara-gara Cekcok Masalah Penghasilan di Tulungagung

Lalu saat kembali ke rumah, ia berpura-pura menemukan istrinya terjatuh dari tangga.

"Tersangka ini sempat membuat alibi, dengan pura-pura mencari istrinya ke rumah kerabat dan para tetangga. Lalu dia balik ke rumah, dan pura-pura menemukan tubuh istrinya terjatuh dari tangga," tutur Handono.

Saat itu Warsito meminta tubuh istrinya dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Namun ia berubah sikap, dan meminta istrinya segera dimakamkan.

Pembunuhan tersebut terungkap dari kejelian personil Infasis Satreskrim Polres Tulungagung yang memeriksa tubuh korban.

Baca juga: Berawal Cekcok Masalah Penghasilan, Istri di Tulungagung Tewas di Tangan Suami, Ini Kronologinya

Saat itu petugas menemukan tanda-tanda kekerasan yang tak wajar. Petugas pun melakukan otopsi pada tubuh SU dan diketahui perempuan 49 tahun itu tewas dicekik.

"Hasilnya memang dipastikan, korban meninggal secara tidak wajar. Sehingga kami melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebabnya," papar Handono.

Diduga saat jatuh ke tangga, korban sudah tewas karena cekikan. Selain itu, polisi menemukan kulit SW di kuku istrinya yang menjadi bukti sempat terjadi perkelahian.

Ujung kuku korban pun dipotong sebagai barang bukti.

Baca juga: Suami di Bengkulu Tak Sengaja Bunuh Istri, Bermula Cekcok soal Utang

Dibandingkan dengan tetangga

Sementara itu WS mengaku tersinggung dengan ucapan korban hingga ia pun nekat mencekik leher istrinya.

Ia mengatakan, sang istri kerap membandingkan ekonomi tetangga yang lebih mapan dengan kondisi keuangan mereka.

“Istri selalu mempermasalahkan ekonomi dan bandingkan tetangga yang memiliki mobil, meski tidak kerja di luar negeri,” kata WS.

Korban juga sempat mengancam akan mencari suami lagi. Selama ini, korban bekerja di luar negeri, sementara WS tak memiliki pekerjaan tetap.

Baca juga: Usai Bunuh Istri, PMI Asal NTT di Malaysia Bunuh Diri

“Selama ini hubungan rumah tangga kita pincang, saya kerja sedangkan kamu tidak,” terang WS menirukan perkataan korban waktu bertengkar.

Penyidik menjerat Warsito dengan pasal 44 ayat (1) dan (3) Undang-undang Penghapusan KDRT, dengan ancaman 15 tahun penjara dan denda Rp 45 juta.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Slamet Widodo | Editor : Dheri Agriesta), Tribun Jatim

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com