Nenek Eti sempat mengingatkan ES tentang kondisi AD.
Namun ES justru mengancam akan membunuh Eti jika kabar kematian AD sampai ke telinga warga.
Karena alasan itu, Nenek Eti menyembunyikan kabar kematian cucunya selama dua hari. Sementara jenazah sang cucu tetap dibaringkan di tempat tidur.
"Saya diancam akan dibunuh kalau sampai orang kampung tahu kabar kematian anaknya," ucapnya.
Rupanya, ES tidak hanya sering berlaku kasar kepada anaknya, melainkan juga kepada Eti.
Hal tersebut dibenarkan Nenek Eti. Menurutnya, ES kerap memukul dirinya jika ada pekerjaan rumah yang tidak sesuai dengan keinginan ES.
"Bahkan di depan rumah saya pernah dipukul," kata Nenek Eti.
Baca juga: Kesal Sering Rewel, Alasan Ibu di Surabaya Aniaya Bayinya hingga Tewas
Namun karena tidak tega, nenek Eti akhirnya nekat mengabarkan kejadian itu kepada tetangga.
Sebab jasad cucunya mulai membusuk dan berubah warna.
Oleh tetangganya, informasi itu diteruskan ke Polsek Wonocolo.
Tidak lama kemudian, tim polisi mengevakuasi jenazah AD ke rumah sakit untuk diotopsi. Polisi juga melakukan olah tempat kejadian perkara.
Baca juga: Bayi 5 Bulan di Surabaya Tewas Membusuk di Dalam Rumah, Polisi Sebut Orangtua Ada di Yogyakarta