Nenek Eti pun menceritakan apa yang terjadi kepada cucunya kepada polisi.
Menurut dia, cucunya yang mengalami stunting akibat kurang gizi itu kerap dianiaya oleh ES, putrinya sendiri yang juga ibu kandung AD.
ES disebut kerap melakukan penganiayaan kepada anak keduanya itu apalagi saat sang anak rewel. Di sisi lain, ES sedang ribut dengan suaminya.
Nenek Eti bahkan pernah melihat pelaku melempar anaknya ke tempat tidur karena terus-terusan menangis saat digendong.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Surabaya Hari Ini, 27 Juni 2022 : Sepanjang Hari Cerah Berawan
Puncaknya, pada Kamis (23/6/2022) dini hari penganiayaan terhadap AD kembali terjadi.
Pengakuan pelaku, dia memukul tubuh bagian belakang bayinya dan saat itu juga si bayi tidak bergerak.
Setelah itu, dia menyerahkan bayinya kepada Nenek Eti ibunya.
Pengakuan Nenek Eti, saat menerima bayi AD, tubuh bayi tersebut sudah dingin.
"Kaki dan tangannya sudah dingin," kata Nenek Eti kepada Kompas.com Minggu pagi.
Baca juga: 7 Tempat Makan di Sekitar Wisata Perahu Kalimas Surabaya
Nenek Eti sempat mengingatkan ES anaknya tentang kondisi AD, namun bukannya belas kasihan yang ditunjukkan, ES justru mengancam akan membunuh ibunya jika kabar kematian AD sampai ke telinga warga.
Karena alasan itulah, Nenek Eti menyembunyikan kabar kematian cucunya selama dua hari. Sementara jenazah sang cucu tetap dibaringkan di tempat tidur.
"Saya diancam akan dibunuh kalau sampai orang kampung tahu kabar kematian anaknya," ucapnya.
Sementara sejak Kamis pagi, ES bersama suami dan anak pertamanya menghadiri acara family gathering kantor suaminya di Yogyakarta.
Menurut polisi, ES tidak hanya sering berlaku kasar kepada anaknya, melainkan juga kepada Eti, ibunya.
Baca juga: Mensos Risma Jadikan Program Pahlawan Ekonomi di Surabaya sebagai Percontohan Nasional