Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Nenek Eti, Terpaksa Biarkan Jasad Cucunya 2 Hari hingga Membusuk: Saya Diancam Akan Dibunuh

Kompas.com - 27/06/2022, 05:41 WIB
Achmad Faizal,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kabar kematian AD, bayi berusia lima bulan, menggemparkan warga gang Anggur Jalan Siwalankerto Tengah Kecamatan Wonocolo Surabaya Sabtu (25/6/2022) sore.

ESB (Eti) sang nenek tidak kuasa menahan iba, melihat jasad cucunya yang mulai membusuk dan berubah warna.

Baca juga: Prakiraan Cuaca di Surabaya Hari Ini, 27 Juni 2022 : Sepanjang Hari Cerah Berawan

Dia pun memberikan informasi tentang kondisi cucu laki-lakinya yang masih berusia lima bulan itu kepada tetangganya.

Oleh tetangganya informasi itu diteruskan ke Polsek Wonocolo.

Tidak lama kemudian, tim polisi mengevakuasi jenazah AD ke rumah sakit untuk diotopsi. Polisi juga melakukan olah tempat kejadian perkara.

Saat polisi datang mengevakuasi, tubuh jenazah AD sudah menghitam dan mengeluarkan aroma busuk.

Baca juga: Bayi 5 Bulan di Surabaya Tewas Membusuk di Dalam Rumah, Polisi Sebut Orangtua Ada di Yogyakarta

Di beberapa bagian tubuh AD terdapat luka memar diduga akibat pukulan.

Menurut hasil pemeriksaan, di belakang kepala bocah tersebut keluar cairan diduga akibat pecahnya pembuluh darah.

Baca juga: Siksa Bayi 5 Bulan hingga Tewas, Seorang Ibu di Surabaya Jadi Tersangka

 

Ilustrasi lansia.
Unsplash/Danie Franco Ilustrasi lansia.
Pengakuan sang nenek

Nenek Eti pun menceritakan apa yang terjadi kepada cucunya kepada polisi.

Menurut dia, cucunya yang mengalami stunting akibat kurang gizi itu kerap dianiaya oleh ES, putrinya sendiri yang juga ibu kandung AD.

ES disebut kerap melakukan penganiayaan kepada anak keduanya itu apalagi saat sang anak rewel. Di sisi lain, ES sedang ribut dengan suaminya.

Nenek Eti bahkan pernah melihat pelaku melempar anaknya ke tempat tidur karena terus-terusan menangis saat digendong.

Baca juga: Prakiraan Cuaca di Surabaya Hari Ini, 27 Juni 2022 : Sepanjang Hari Cerah Berawan

Puncaknya, pada Kamis (23/6/2022) dini hari penganiayaan terhadap AD kembali terjadi.

Pengakuan pelaku, dia memukul tubuh bagian belakang bayinya dan saat itu juga si bayi tidak bergerak.

Setelah itu, dia menyerahkan bayinya kepada Nenek Eti ibunya.

Pengakuan Nenek Eti, saat menerima bayi AD, tubuh bayi tersebut sudah dingin.

"Kaki dan tangannya sudah dingin," kata Nenek Eti kepada Kompas.com Minggu pagi.

Baca juga: 7 Tempat Makan di Sekitar Wisata Perahu Kalimas Surabaya

Nenek Eti sempat mengingatkan ES anaknya tentang kondisi AD, namun bukannya belas kasihan yang ditunjukkan,  ES justru mengancam akan membunuh ibunya jika kabar kematian AD sampai ke telinga warga.

Karena alasan itulah, Nenek Eti menyembunyikan kabar kematian cucunya selama dua hari. Sementara jenazah sang cucu tetap dibaringkan di tempat tidur.

"Saya diancam akan dibunuh kalau sampai orang kampung tahu kabar kematian anaknya," ucapnya.

Sementara sejak Kamis pagi, ES bersama suami dan anak pertamanya menghadiri acara family gathering kantor suaminya di Yogyakarta.

Menurut polisi, ES tidak hanya sering berlaku kasar kepada anaknya, melainkan juga kepada Eti, ibunya.

Baca juga: Mensos Risma Jadikan Program Pahlawan Ekonomi di Surabaya sebagai Percontohan Nasional

 

Hal tersebut dibenarkan Nenek Eti. Menurutnya, ES kerap memukul dirinya jika ada pekerjaan rumah yang tidak sesuai dengan keinginan ES.

"Bahkan di depan rumah saya pernah dipukul," kata Nenek Eti.

Kapolsek Wonocolo Kompol Roycke Hendrik Fransisco Betaubun menyebutkan, kini SE ditahan di Mapolsek Wonocolo.

Dia ditetapkan tersangka dan dijerat pasal 80 ayat 3 UU RI Tahun 2004 tentang perubahan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dan atau pasal 44 ayat 3 dan ayat 4 UU RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.

Ancaman hukuman 15 tahun sampai 20 tahun penjara.

Penyidikan kasus tersebut akan terus dilanjutkan untuk memeriksa suami ES, sayangnya hingga saat ini polisi belum menemukan fakta keterlibatan sang ayah dalam kasus tersebut.

"Kita juga akan melakukan pemeriksaan psikologi terhadap pelaku untuk melengkapi berkas pemeriksaan pelaku. Pemeriksaan kejiwaan untuk mengetahui apakah ada faktor psikologi sampai pelaku tega membunuh buah hatinya sendiri," kata Roycke.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Rumah Warga Pacitan, 4 Orang Luka

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Rumah Warga Pacitan, 4 Orang Luka

Surabaya
Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Surabaya
KPU Kota Madiun Tetapkan 30 Caleg Terpilih, Tak Ada Parpol yang Bisa Usung Sendiri Calon pada Pilkada 2024

KPU Kota Madiun Tetapkan 30 Caleg Terpilih, Tak Ada Parpol yang Bisa Usung Sendiri Calon pada Pilkada 2024

Surabaya
Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Surabaya
Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

Surabaya
Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Surabaya
Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Surabaya
Soal Dugaan ODGJ 'Dijual' di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Soal Dugaan ODGJ "Dijual" di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Surabaya
Mari Bantu Nenek Hotipah dan Putriya yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Tidur Beralaskan Tikar

Mari Bantu Nenek Hotipah dan Putriya yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Tidur Beralaskan Tikar

Surabaya
Golkar Siapkan Menantu Soekarwo untuk Pilkada Surabaya

Golkar Siapkan Menantu Soekarwo untuk Pilkada Surabaya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com