SURABAYA, KOMPAS.com - Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak ternyata membuat warga Bangkalan, Jawa Timur, khawatir mengonsumsi daging sapi.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan Sumira mengimbau warga tak perlu takut mengonsumsi daging sapi.
Ia memastikan, mengonsumsi daging sapi atau kambing di tengah wabah PMK aman bagi masyarakat.
Baca juga: Cegah PMK, 1.500 Dosis Vaksin Bakal Disuntikan ke Hewan Ternak di Jateng
"Saya sampaikan aman dikonsumsi manusia,” ungkap Sumira, Selasa (21/6/2022).
Sumira menjelaskan, wabah PMK hanya menyerang pada hewan ternak, khususnya sapi, bukan penyakit yang menulari manusia atau yang dikenal dengan istilah zoonosis sehingga tidak akan memengaruhi kesehatan manusia.
Bahkan sekali pun harus menyantap daging sapi yang terkonfirmasi positif PMK.
Cara aman dan sehat mengolah daging sapi dapat dilakukan dengan merebus terlebih dulu menggunakan air mendidih pada suhu 50 derajat celcius selama 30 menit. Setelah itu daging baru dicuci.
“Bukan dicuci dulu, langsung direbus selama 30 menit,” ujar Sumira.
Ia menuturkan, daging langsung direbus agar alirah darah daging yang dicuci tidak mengalir ke selokan, sungai, maupun rawa.
“Kalau air cucian daging itu mengalir ke sungai atau rawa dikhawatirkan akan dikonsumsi oleh ternak, maka ternak yang meminum rentan tertular. Jadi jangan dicuci, langsung direbus pada air yang mendidih selama 30 menit,” terang dia.
Baca juga: 50 Bangkai Kambing yang Dibuang Suspek PMK, Air Sungai Serang Semarang Potensi Tercemar
Sumira mengaku banyak menerima pertanyaan soal konsumsi daging sapi maupun kambing, khususnya menjelang Idul Adha.
Ia menegaskan bahwa daging sapi atau kambing tetap aman dikonsumsi.
“Saya sampaikan, silakan berkurban bagi yang mampu. Masyarakat silakan konsumsi, jangan khawatir, jangan takut, karena tidak menular ke manusia,” papar dia.
Kekhawatiran untuk mengonsumsi daging sapi ini dialami sejumlah warga.
Seperti halnya yang diungkapkan Siti Maryam (28), warga Kecamatan Labang, Bangkalan yang mengaku saat ini berhenti mengonsumsi daging.
Ia khawatir wabah yang dialami hewan berdampak negatif pada kesehatannya.
"Sementara saat ini saya nggak konsumsi daging dulu. Kami khawatir, takut ada apa-apa pasca makan daging," ujar Siti kepada Kompas.com, Selasa.
Baca juga: Mentan Sebut Sapi yang Terinfeksi PMK Mencapai 180.000 Ekor
Hal serupa juga dilakukan Agus (43), warga Kecamatan Kwanyar, Bangkalan.
Ia tak berani menyuguhkan olahan daging sapi pada momentum selametan tujuh bulan putrinya.
Pada hajatan kali ini, Agus mengaku takut daging sapi yang disajikan nantinya justru tak dimakan oleh tamu undangan.
"Kalau memaksakan beli daging sapi dan tidak dimakan kan sayang, jadi mubazir dan nggak baik juga, jadi asas manfaatnya hilang," kata dia.
Agus pun beralih ke ikan laut yang dinilai lebih aman meski biaya yang harus dibayar dua kali lipat lebih mahal.
"Sekarang saya pakai olahan ikan, seperti udang, dan ikan laut lainnya. Ya walaupun lebih mahal," terang Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.