LUMAJANG, KOMPAS.com - Penjualan daging sapi di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menurun drastis imbas wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Pembeli daging sapi menjadi sepi.
Safik, seorang pedagang daging sapi di Pasar Baru Lumajang, mengaku, dagangannya sepi pembeli sejak tiga minggu terakhir.
Biasanya, untuk memenuhi kebutuhan daging sapi warga Lumajang, Safik harus memotong tiga ekor sapi. Namun, dalam tiga minggu terakhir, Safik mengaku hanya memotong satu ekor saja. Itu pun terkadang tidak terjual semua.
Baca juga: Harga Daging Sapi Terjangkit PMK di Pamekasan Dijual Rp 40.000 Per Kilogram
"Kalau biasa itu tiga ekor, tapi ini sepi sekali, satu ekor itu aja kadang enggak habis," kata Safik di Pasar Baru Lumajang, Rabu (16/6/2022).
Pengakuan serupa juga disampaikan oleh Indana, pedagang daging sapi lainnya di Pasar Baru Lumajang. Menurutnya, banyak langganannya yang mulai mengurangi porsi pembelian, khususnya pedagang bakso.
Baca juga: Jelang Idul Adha, Peternak di Lumajang Mengeluh Harga Sapi Anjlok
Sebab, menurut pengakuan penjual bakso, sejak wabah PMK menyerang Lumajang, banyak masyarakat yang takut mengonsumsi bakso.
Padahal, menurut pemerintah, daging dari sapi yang terpapar PMK masih aman untuk dikonsumsi.
Tidak hanya penjual bakso, pedagang sayur keliling juga banyak yang tidak lagi beli daging untuk dijual kembali.
"Sepi sekarang, penjual bakso mulai mengurangi ambilnya, welijo-welijo juga sama," tambahnya.
Sementara itu, meski harga jual sapi di pasaran anjlok, harga daging sapi masih tetap pada harga Rp 110.000 per kilogram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.