Di bagian kiri bangunan terdapat susunan batu membentuk anak tangga menuju sungai. Pada bagian tangga di pinggir sungai, terdapat batu yang memiliki cerukan sedalam satu meter untuk menampung air sungai.
“Mungkin untuk kebutuhan air ngambilnya di sungai tersebut,” imbuh Darmo.
Sementara pada bagian kanan reruntuhan bangunan terdapat anak tangga menuju ke bawah bukit. Terdapat dua tiang batu setinggi satu meter seperti membentuk gapura pada kanan dan kiri anak tangga.
Sejumlah anak tangga juga terlihat terlihat menuju ke bawah bukit.
“Yang bagian kanan ini mungkin menuju ke suatu tempat, kita belum tahu mungkin ada reruntuhan lain di bagian kanan bukit,” kata Darmo.
Menuju bagian atas bukit terdapat reruntuhan batu membentuk anak tangga sebanyak tiga tingkat dengan pintu masuk selebar satu meter.
Sejajar dengan pintu masuk tersebut, terlihat susunan batu sungai berbagai ukuran kembali membentuk pagar. Pada bagian atas bukit ditumbuhi rumput ilalang dan pohon yang terlihat rapat.
Baca juga: Kesaksian Penumpang Bus yang Terguling di Madiun: Dari Ngawi Sudah Goyang-goyang Terus
“Untuk yang bagian atas bukit ini kita belum menemukan apa apa. Dibagian atas bukit ini lokasinya rata, “ kata Rolanda.
Belum dilaporkan ke dinas
Yatman mengaku tak pernah mendapat cerita dari kakek buyut atau orangtuanya terkait keberadaan reruntuhan peradaban di ketinggian 1.256 mdpl Gunung Lawu.
Lokasi ditemukan reruntuhan peradaban tersebut merupakan kawasan hutan lindung dibawah pegasan KPH Lawu DS.
“Cerita yang kita dengar dulu itu hanya tempat angker ada tumpukan batu seperti makam. Tetapi batu-batu tersebut ternyata membentuk struktur bangunan setelah kita bersihkan,” ucapnya.
Meski struktur bangunan itu ditemukan lebih dari dua tahun lalu, warga belum melapor ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi.
“Belum ada yang melakukan penelitian dari dinas. Pihak desa juga belum melaporkan adanya temuan batu yang membentuk struktur bangunan itu,” jelas Yatman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.