Setelah kasusnya viral di media sosial, Gandi, mempelai pria akhirnya buka suara.
Ia mengaku kabur ke Kalimantan saat pernikahannya berlangsung. Pilihannya untk kabur karena sejumlah permasalahan yang dihadapi menjelang pernikahan.
“Kalau dibilang tega ya tidak tega, tapi mengingat nikah itu untuk selamanya saya akhirnya tega dengan permasalahan yang ada,” ucapnya.
Salah satu masalah yang muncul adalah biaya make up yang cukup tinggi. Padahal ia sebelumnya sudah memesan jasa make up saudara untuk menekan biaya pernikahan.
Baca juga: Terungkap, Ini Alasan Pengantin Pria yang Kabur Tinggalkan Mempelai Wanita di Hari Pernikahannya
Namun jelang pernikahan, pihak mempelai perempuan memanggil jasa make up lain yang biayangnya lebih mahal.
“Tiba-tiba saja perias pengantin diganti padahal sudah mepet tanggal pernikahan," ungkap dia.
Tiga hari sebelum akad nikah digelar, ia pun membatalkan pernikahan. Namun atas saran orangtuanya, resepsi tetap dilangsungkan.
Bahkan untuk biaya pernikahan, orangtua Gandi memintanya untuk menggadaikan motor yang akan digunakan untuk biaya hiburan musik.
Baca juga: Tak Dihadiri Pengantin Pria Saat Hari Pernikahan, Mempelai Perempuan di Magetan Cabut Berkas di KUA
“Saya sampai malam baru menemukan orang yang mau menerima gadai sebesar Rp 1,5 juta. Uang itu yang saya bawa kabur,” kata Gandi.
Ia pun kabur ke Kalimantan dengan membawa uang hasil menggadaikan motor.
Saat ini ia berusaha bekerja keras untuk mengumpulkan yang setelah bekerja di kebun kelapa sawit.
Dia mengaku berupaya mengganti biaya yang dikeluarkan oleh keluarga RD, sesuai dengan kesepakatan yang telah ditandatangani orangtuanya.
“Saya akan berusaha mengganti uang itu karena kalau tidak diganti orangtua saya akan dipenjara. Perjanjian itu sudah ditandangani,” jelasnya.
Baca juga: Kisah Pengantin Wanita di Bima NTB, Berdiri Tanpa Mempelai Laki-laki di Pelaminan, Videonya Viral
Ia bahkan berusaha menjual tanah warisan ayah kandungnya di Sragen untuk menutup biaya resepsi yang dikeluarkan mempelai perempuan.
Namun sayangnya uang tersebut masih cukup.
“Itu warisan bapak kandung saya, kalau yang sekarang itu bapak sambung. Itu pun belum cukup,” pungkasnya.
SUMBER KOMPAS.com (Penulis: Sukoco | Editor : Pythag Kurniati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.