SUMENEP, KOMPAS.com - Sejumlah warga di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, yang merantau ke Kabupaten Situbondo memilih mudik lebih awal dengan menempuh perjalanan laut menggunakan perahu kayu.
Selain dinilai lebih hemat, mudik dengan menggunakan perahu kayu disebut menjadi alternatif di tengah penuhnya penumpang kapal feri yang hampir terjadi setiap kali momen mudik Lebaran.
Salah satu warga Sumenep bernama Mat Sahri (37) mengaku, mudik menggunakan perahu menjadi alternatif paling jitu.
Kendati sadar dengan bahaya yang mungkin saja bisa terjadi selama perjalanan, ia mengaku mudik dengan perahu kayu lebih praktis dibandingkan dengan menggunakan kapal feri.
Baca juga: Jelang Mudik Lebaran, 2 Maskapai Bakal Layani Rute Penerbangan Surabaya-Sumenep
"Kalau menggunakan kapal (feri) sudah pasti antre, dan belum tentu kebagian tiket," kata Sahri saat dijumpai di Pelabuhan Aeng Panas, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, Jumat (22/4/2022).
Sahri menuturkan, mudik dengan menggunakan perahu kayu bukan kali ini saja dilakukan. Di momen mudik Lebaran tahun-tahun sebelumnya, banyak warga Sumenep yang tinggal di kawasan Situbondo memilih menggunakan perahu kayu.
Mode transportasi itu, lanjut dia, sudah lumrah digunakan kendati nilai keselamatan penumpang sangat rawan.
Selain mesin perahu yang ala kadarnya, waktu tempuh perjalanan laut dengan perahu kayu sedikit lebih lama.
"Tapi kan disesuaikan dengan gelombang. Kalau gelombang tinggi pasti armada perahunya menunda keberangkatan," tuturnya.
Baca juga: Ini Jurus Dishub Nganjuk Urai Kemacetan di Kertosono-Mengkreng Saat Mudik Lebaran
Tempuh perjalanan 8 jam
Sahri sendiri berangkat dari Pelabuhan Panarukan Situbondo sekitar pukul 05.00 WIB. Ia kemudian sampai di Pelabuhan Aeng Panas Sumenep sekitar pukul 13.00 WIB.
Artinya, jarak tempuh dari Situbondo ke Sumenep melalui dua pelabuhan itu sekitar 8 jam.
Sementara, untuk beda waktu tempuh penyeberangan naik perahu kayu dengan kapal feri tidak terlalu lama. Menurutnya, selisih waktunya hanya 1-2 jam.
"Untuk biayanya jelas lebih murah, separuh dari harga tarif menggunakan kapal feri," tuturnya.
Selain di Pelabuhan Aeng Panas, kedatangan penumpang menggunakan perahu kayu dari Situbondo juga terjadi di Pelabuhan Cangkareman Bluto, Kabupaten Sumenep.
Baca juga: Ada Tiga Lokasi, Ini Titik Rawan Longsor di Jalinbar Sumatera Saat Mudik