Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Jalan Berlubang, Warga Kediri Pasang Boneka Berbaju Hazmat

Kompas.com, 3 April 2022, 08:44 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi


KEDIRI, KOMPAS.com - Ada pemandangan berbeda di ruas jalan penghubung antara Kediri-Blitar di Dusun Janti, Desa Janti, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Sabtu (2/4/2022).

Sejumlah boneka yang terbuat dari dedaunan kering dipakaikan baju hazmat warna putih terpasang di tengah jalan.

Boneka itu nampak bersandar di pohon pisang yang berdiri secara acak di beberapa titik badan jalan.

Baca juga: Hujan Deras Guyur Kota Kediri, 25 Kendaraan Rusak Tertimpa Pohon Tumbang

Pengguna jalan yang melintas, harus pandai bermanuver agar tidak sampai menabrak boneka-boneka tersebut.

Rupanya keberadaan boneka itu bukan tanpa alasan. Warga setempat sengaja memasangnya sebagai penanda adanya kerusakan jalan.

"Jadi Jumat kemarin anak-anak muda di sini berinisiatif ngasih tanda bahwa itu jalan berlubang. Demi keselamatan bersama," ujar Restu Fadilah (25), salah seorang pemuda Desa Janti, Sabtu.

Mantan ketua Karang Taruna Desa Janti ini menambahkan, dengan adanya tanda yang mencolok itu diharapkan pengguna jalan dapat memperlambat laju kendaraan.

Dengan begitu pengguna jalan akan berhati-hati untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas.

Fadil menuturkan, di jalur sepanjang 500 meter tersebut selama ini kerap terjadi kecelakaan lalu lintas.

Baca juga: Jalan Rusak Bertahun-tahun Tak Diperbaiki, Masyarakat Adat Moy Tutup Aktivitas Galian C di Jayapura

Banyak pengguna jalan yang terjatuh akibat terperosok ke dalam lubang jalan. Terlebih pada saat malam hari atau saat jalan yang tergenang air hujan.

"Kedalaman lubang bervariasi, bisa sampai 20 sentimeter," ungkap Fadil.

Kerusakan jalan di wilayah itu menurut Fadil sudah cukup lama terjadi. Tetapi selama ini perbaikannya hanya ditambal sulam saja.

Fadil mengaku sudah dua kali melaporkan melalui aplikasi saluran aspirasi masyarakat milik Pemkab Kediri, Halo Mas Bup, tapi belum ada respons signifikan.

Adapun warga sendiri, menurut Fadil, selama ini juga sudah berupaya turut menambalnya.

Namun upaya tambal aspal itu dirasa kurang efektif karena selain saat ini musim penghujan, di wilayah tersebut juga banyak dilalui truk pengangkut pasir.

Oleh sebab itu masyarakat berharap jalan di wilayah itu segera diperbaiki dengan cara dibeton agar tidak ada lagi korban terjatuh.

"Harapannya secepatnya diperbaiki. Dicor total saja agar awet," ucapnya. 

Baca juga: Siswa di Kediri Mulai Sekolah Tatap Muka 100 Persen

Tanggapan pemkab

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kediri Mutingah mengatakan, pihaknya baru mendapati laporan kerusakan jalan itu.

" Kita baru dapat laporan kemarin," ujar Mutingah melalui aplikasi pesan singkat.

Atas laporan itu, ia mengatakan, akan segera dilakukan pembahasan dengan para pihak terkait.

" Senin saya koordinasikan dengan yang terkait," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau