Salin Artikel

Protes Jalan Berlubang, Warga Kediri Pasang Boneka Berbaju Hazmat

Sejumlah boneka yang terbuat dari dedaunan kering dipakaikan baju hazmat warna putih terpasang di tengah jalan.

Boneka itu nampak bersandar di pohon pisang yang berdiri secara acak di beberapa titik badan jalan.

Pengguna jalan yang melintas, harus pandai bermanuver agar tidak sampai menabrak boneka-boneka tersebut.

Rupanya keberadaan boneka itu bukan tanpa alasan. Warga setempat sengaja memasangnya sebagai penanda adanya kerusakan jalan.

"Jadi Jumat kemarin anak-anak muda di sini berinisiatif ngasih tanda bahwa itu jalan berlubang. Demi keselamatan bersama," ujar Restu Fadilah (25), salah seorang pemuda Desa Janti, Sabtu.

Mantan ketua Karang Taruna Desa Janti ini menambahkan, dengan adanya tanda yang mencolok itu diharapkan pengguna jalan dapat memperlambat laju kendaraan.

Dengan begitu pengguna jalan akan berhati-hati untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas.

Fadil menuturkan, di jalur sepanjang 500 meter tersebut selama ini kerap terjadi kecelakaan lalu lintas.

Banyak pengguna jalan yang terjatuh akibat terperosok ke dalam lubang jalan. Terlebih pada saat malam hari atau saat jalan yang tergenang air hujan.

"Kedalaman lubang bervariasi, bisa sampai 20 sentimeter," ungkap Fadil.

Kerusakan jalan di wilayah itu menurut Fadil sudah cukup lama terjadi. Tetapi selama ini perbaikannya hanya ditambal sulam saja.

Fadil mengaku sudah dua kali melaporkan melalui aplikasi saluran aspirasi masyarakat milik Pemkab Kediri, Halo Mas Bup, tapi belum ada respons signifikan.

Adapun warga sendiri, menurut Fadil, selama ini juga sudah berupaya turut menambalnya.

Namun upaya tambal aspal itu dirasa kurang efektif karena selain saat ini musim penghujan, di wilayah tersebut juga banyak dilalui truk pengangkut pasir.

Oleh sebab itu masyarakat berharap jalan di wilayah itu segera diperbaiki dengan cara dibeton agar tidak ada lagi korban terjatuh.

"Harapannya secepatnya diperbaiki. Dicor total saja agar awet," ucapnya. 

Tanggapan pemkab

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kediri Mutingah mengatakan, pihaknya baru mendapati laporan kerusakan jalan itu.

" Kita baru dapat laporan kemarin," ujar Mutingah melalui aplikasi pesan singkat.

Atas laporan itu, ia mengatakan, akan segera dilakukan pembahasan dengan para pihak terkait.

" Senin saya koordinasikan dengan yang terkait," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/03/084442478/protes-jalan-berlubang-warga-kediri-pasang-boneka-berbaju-hazmat

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com