Namun, sambungnya, terkadang di masyarakat mengabaikan informasi menjadi pembenaran.
Menjadi pembenaran itu, kata Rahmat, kalau didiam-diamkan maka betul, padahal orang tidak mau banyak berurusan dengan isu-isu atau gosip seperti itu. Sehingga mendiamkan itu juga salah.
"Bully membully itu sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sosial, ditambah lagi dengan adanya alat bantu media sosial," ujarnya.
Baca juga: Terungkap, Bayi di Jember yang Ditemukan di Sumur Dibuang Ibunya
Jadi, kata Rahmat, ini jadi pelajaran bagi kita semua bahwa tidak ada untungnya bully membully kecuali hanya kepuasan sesaat.
"Apalagi sudah ada meninggal, mau tertawa di balik penderitaan orang, tentu tidak kan. Jadi, apa untungnya membully," tegasnya.
Dalam kasus ini, Rahmat menilai, si ibu lemah dalam proteksi keluarga. Sebab, sangat tidak masuk akal hanya karena dibully ia tega membunuh bayinya.
"Tapi apa pun dilakukan oleh seseorang apabila terpojok dan dia sendiri. Kemungkinan juga suami, orangtua, saudara, dan mertuanya tidak membantu akhirnya terjadi seperti ini," ungkapnya.
Baca juga: Alasan Ibu Kandung di Jember Buang Bayinya ke Sumur, Mengaku Sering Dibully