KOMPAS.com - VA, warga Medan, Sumatera Utara, melapor ke Polda Sumut pada Senin (14/3/2022) sore karena menjadi korban trading Binomo dan Quotex.
Ia mengaku ikut dua aplikasi tersebut sejak Agustus 2021 hingga Februari 2022. Selama tujuh bulan, ia hanya menang sekali, yakni sebesar Rp 1 juta.
Sedangkan kerugian yang ia terima mencapai Rp 250 juta saat trading bareng.
Menurut VA, deposit yang pertama ia kirim adalah sebesar Rp 14 juta. Bahkan dalam satu hari, ia pernah mengirimkan deposit sebesar Rp 43 juta.
Baca juga: Afiliator Binomo Pernah Loss Saat Trading, Berdalih karena Hari Sudah Sore dan Sinyal Jelek
VA bercerita, akibat aplikasi tersebut, ia kehilangan tabungan, mobil, dan terpaksa menutup rumah makan miliknya yang sudah ia jalankan sejak tahun 2011.
Ia juga bercerita nyaris bercerai dengan istrinya karena keluarganya baru tahu setelah VA menjual mobil Ford Everest.
VA menuturkan, dirinya tertarik ikut Binomo dan Quotex usai menonton video seorang afiliator, J alias NW, di YouTube dan TikTok.
Baca juga: Apa yang Membuat Masyarakat Tergiur Bermain Binomo?
Betty Kumala Febriawati, pengurus Forum Komunikasi Psikolog Rumah Sakit Se-Indonesia, mengatakan, para korban trading bisa mengalami pathological gambling.
Ia menjelaskan, pathological gambling adalah perjudian yang terus-menerus dan berulang yang mengganggu fungsi pribadi.
Akibatnya, mereka tidak mampu mengendalikan diri untuk berhenti berjudi.
"Jadi ada ketagihan dan mereka tak mampu menahan dorongan. Gambling addiction. Mereka merasakan sensasi tersendiri saat menunggu menang atau tidak," kata Betty saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/3/2022).
Baca juga: Uang Ratusan Juta Rupiah Lenyap, Mobil Dijual, Kenapa Korban Binomo Masih Mau Terus Bermain?
Pada saat mengalami gambling addiction, mereka tak bisa lagi berpikir logis dan tak bisa mempertimbangkan untung rugi.
"Jadi para pelaku judi atau trading dan sejenisnya ini bukan hanya sekadar untuk mencari keuntungan dan kesenangan. Tapi sensasinya itu yang dicari. Ini juga dipengaruhi hormon endorfin yang memicu kebahagian." ungkap pengurus Asosiasi Psikolog Forensik perwakilan Jawa Timur itu.
Menurutnya, jika mengalami kecanduan berjudi, area otak yang disebut neurotransmitter mungkin terlalu aktif. Wilayah hiperaktif ini yang nantinya akan menyebabkan pemikiran yang menyimpang.
Ia juga menjelaskan, respons perjudian sama seperti otak yang merespons kecanduan alkohol.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.