Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Soal Korban Tergiur Bermain "Trading" walau Rugi, Psikolog Sebut Bisa Bikin Kecanduan

Kompas.com - 15/03/2022, 16:01 WIB
Penulis Rachmawati
|
Editor Rachmawati

KOMPAS.com - VA, warga Medan, Sumatera Utara, melapor ke Polda Sumut pada Senin (14/3/2022) sore karena menjadi korban trading Binomo dan Quotex.

Ia mengaku ikut dua aplikasi tersebut sejak Agustus 2021 hingga Februari 2022. Selama tujuh bulan, ia hanya menang sekali, yakni sebesar Rp 1 juta.

Sedangkan kerugian yang ia terima mencapai Rp 250 juta saat trading bareng.

Menurut VA, deposit yang pertama ia kirim adalah sebesar Rp 14 juta. Bahkan dalam satu hari, ia pernah mengirimkan deposit sebesar Rp 43 juta.

Baca juga: Afiliator Binomo Pernah Loss Saat Trading, Berdalih karena Hari Sudah Sore dan Sinyal Jelek

VA bercerita, akibat aplikasi tersebut, ia kehilangan tabungan, mobil, dan terpaksa menutup rumah makan miliknya yang sudah ia jalankan sejak tahun 2011.

Ia juga bercerita nyaris bercerai dengan istrinya karena keluarganya baru tahu setelah VA menjual mobil Ford Everest.

VA menuturkan, dirinya tertarik ikut Binomo dan Quotex usai menonton video seorang afiliator, J alias NW, di YouTube dan TikTok.

Baca juga: Apa yang Membuat Masyarakat Tergiur Bermain Binomo?

Psikolog: bisa buat kecanduan

Betty Kumala Febriawati, pengurus Forum Komunikasi Psikolog Rumah Sakit Se-Indonesia, mengatakan, para korban trading bisa mengalami pathological gambling.

Ia menjelaskan, pathological gambling adalah perjudian yang terus-menerus dan berulang yang mengganggu fungsi pribadi.

Akibatnya, mereka tidak mampu mengendalikan diri untuk berhenti berjudi.

"Jadi ada ketagihan dan mereka tak mampu menahan dorongan. Gambling addiction. Mereka merasakan sensasi tersendiri saat menunggu menang atau tidak," kata Betty saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/3/2022).

Baca juga: Uang Ratusan Juta Rupiah Lenyap, Mobil Dijual, Kenapa Korban Binomo Masih Mau Terus Bermain?

Pada saat mengalami gambling addiction, mereka tak bisa lagi berpikir logis dan tak bisa mempertimbangkan untung rugi.

"Jadi para pelaku judi atau trading dan sejenisnya ini bukan hanya sekadar untuk mencari keuntungan dan kesenangan. Tapi sensasinya itu yang dicari. Ini juga dipengaruhi hormon endorfin yang memicu kebahagian." ungkap pengurus Asosiasi Psikolog Forensik perwakilan Jawa Timur itu.

Menurutnya, jika mengalami kecanduan berjudi, area otak yang disebut neurotransmitter mungkin terlalu aktif. Wilayah hiperaktif ini yang nantinya akan menyebabkan pemikiran yang menyimpang.

Ia juga menjelaskan, respons perjudian sama seperti otak yang merespons kecanduan alkohol.

"Dan jika sudah memengaruhi kehidupan pribadi dan masuk pathologic gambling ya harus ada penanganan khusus," kata Betty.

Baca juga: Korban Binomo dan Quotex di Medan Mengaku Rugi Ratusan Juta, Ahli: Pelajari Sistem dan Cek Legalitasnya

Ditangani oleh tenaga profesional

Betty Kumala Febriawati S.Psi., M.Psi., Psikolog, CH., CHt. pengurus Asosiasi Psikolog Forensik perwakilan Jawa Timur; Dokumentasi Pribadi Betty Betty Kumala Febriawati S.Psi., M.Psi., Psikolog, CH., CHt. pengurus Asosiasi Psikolog Forensik perwakilan Jawa Timur;
Betty menjelaskan, para pelaku judi atau sejenisnya harus segera ditangani oleh tenaga profesional jika sudah berbuat kriminal untuk mendapatkan uang agar bisa judi. Termasuk saat terus merasa gelisah saat mencoba berhenti judi.

Penanganan juga harus segera diambil jika mereka berjudi untuk mengalihkan perhatian dari kesedihan dan ketakutan. Serta mengambil uang yang lebih banyak untuk dipertaruhkan agar mendapatkan kembali uang yang kalah.

"Jadi jika ada pelaku yang sudah rugi tapi terus mempertaruhkan uang yang lebih besar ini sudah masuk pathologic gambling. Tapi, biasanya mereka tidak jujur dengan keluarga," ungkap dia.

Baca juga: Afiliator Binomo Pernah Loss Saat Trading, Berdalih karena Hari Sudah Sore dan Sinyal Jelek

Penanganan juga harus dilakukan jika pelaku kehilangan pekerjaan, relasi, hngga kehilangan kesempatan berkarir. Termasuk berbohong akan waktu dan sejumlah uang yang sudah dipakai untuk berjudi.

"Termasuk mereka berkali-kali gagal berhenti berjudi dan menghabiskan waktu untuk berpikir tentang judi dan bagaimana caranya biar memang. Jika sudah merasakan hal-hal semacam itu lebih baik konsultasi ke ahli kedokteran jiwa atau psikolog klinis," kata dia.

Nantinya jika diagnosis sudah tegak, akan ada pilihan penanganan termasuk terapi kognitif dan jika diperlukan akan dilakukan pengobatan psikiatris.

"Saat proses ini butuh dukungan keluarga dan teman dekat. Termasuk melakukan kegiatan posisif atau bisa juga dengan terapi CBT (cognitive behavioral therapi), mindfullness therapy, serta hipnoterapi," kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jombang Hari Ini, Rabu 29 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jombang Hari Ini, Rabu 29 Maret 2023

Surabaya
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Mojokerto Hari Ini, Rabu 29 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Mojokerto Hari Ini, Rabu 29 Maret 2023

Surabaya
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Malang Hari Ini, 29 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Malang Hari Ini, 29 Maret 2023

Surabaya
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tulungagung Hari Ini, 29 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tulungagung Hari Ini, 29 Maret 2023

Surabaya
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Sidoarjo Hari Ini, 29 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Sidoarjo Hari Ini, 29 Maret 2023

Surabaya
Kecelakaan Maut Truk Vs Honda Beat di Banyuwangi, Pengendara Motor Tewas

Kecelakaan Maut Truk Vs Honda Beat di Banyuwangi, Pengendara Motor Tewas

Surabaya
Ketua DPRD Kota Malang Minta Spanduk Ajakan Golput Dicopot, Satpol PP: Belum Dapat Arahan

Ketua DPRD Kota Malang Minta Spanduk Ajakan Golput Dicopot, Satpol PP: Belum Dapat Arahan

Surabaya
Bayi di Trenggalek Meninggal Diduga Usai Imunisasi, Keluarga Lapor Polisi, Ini Penjelasan Dinkes

Bayi di Trenggalek Meninggal Diduga Usai Imunisasi, Keluarga Lapor Polisi, Ini Penjelasan Dinkes

Surabaya
Ditemani Ayah Kandung, Bocah 15 Tahun di Situbondo Datangi Kantor Polisi, Lapor Diperkosa Ayah Tirinya

Ditemani Ayah Kandung, Bocah 15 Tahun di Situbondo Datangi Kantor Polisi, Lapor Diperkosa Ayah Tirinya

Surabaya
Paus Sepanjang 10 Meter Ditemukan Mati di Perairan Kangean Sumenep

Paus Sepanjang 10 Meter Ditemukan Mati di Perairan Kangean Sumenep

Surabaya
Proyek Pembangunan 'Flyover' Aloha Timbulkan Kemacetan, Bupati Sidoarjo Minta Maaf

Proyek Pembangunan "Flyover" Aloha Timbulkan Kemacetan, Bupati Sidoarjo Minta Maaf

Surabaya
Sempat Minta Perlindungan, Napi di Rutan Magetan Ditemukan Tewas Gantung Diri

Sempat Minta Perlindungan, Napi di Rutan Magetan Ditemukan Tewas Gantung Diri

Surabaya
Dugaan Penyelewengan Dana PKH di Malang, Nilai Kerugian Negara Jadi Rp 473 Juta

Dugaan Penyelewengan Dana PKH di Malang, Nilai Kerugian Negara Jadi Rp 473 Juta

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Surabaya untuk Lebaran 2023

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Surabaya untuk Lebaran 2023

Surabaya
Soal Bagi-bagi Amplop PDI-P di Masjid Sumenep, Takmir Sebut Dilakukan Sejak 2006

Soal Bagi-bagi Amplop PDI-P di Masjid Sumenep, Takmir Sebut Dilakukan Sejak 2006

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke