Salin Artikel

Soal Korban Tergiur Bermain "Trading" walau Rugi, Psikolog Sebut Bisa Bikin Kecanduan

Ia mengaku ikut dua aplikasi tersebut sejak Agustus 2021 hingga Februari 2022. Selama tujuh bulan, ia hanya menang sekali, yakni sebesar Rp 1 juta.

Sedangkan kerugian yang ia terima mencapai Rp 250 juta saat trading bareng.

Menurut VA, deposit yang pertama ia kirim adalah sebesar Rp 14 juta. Bahkan dalam satu hari, ia pernah mengirimkan deposit sebesar Rp 43 juta.

VA bercerita, akibat aplikasi tersebut, ia kehilangan tabungan, mobil, dan terpaksa menutup rumah makan miliknya yang sudah ia jalankan sejak tahun 2011.

Ia juga bercerita nyaris bercerai dengan istrinya karena keluarganya baru tahu setelah VA menjual mobil Ford Everest.

VA menuturkan, dirinya tertarik ikut Binomo dan Quotex usai menonton video seorang afiliator, J alias NW, di YouTube dan TikTok.

Psikolog: bisa buat kecanduan

Betty Kumala Febriawati, pengurus Forum Komunikasi Psikolog Rumah Sakit Se-Indonesia, mengatakan, para korban trading bisa mengalami pathological gambling.

Ia menjelaskan, pathological gambling adalah perjudian yang terus-menerus dan berulang yang mengganggu fungsi pribadi.

Akibatnya, mereka tidak mampu mengendalikan diri untuk berhenti berjudi.

"Jadi ada ketagihan dan mereka tak mampu menahan dorongan. Gambling addiction. Mereka merasakan sensasi tersendiri saat menunggu menang atau tidak," kata Betty saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/3/2022).

Pada saat mengalami gambling addiction, mereka tak bisa lagi berpikir logis dan tak bisa mempertimbangkan untung rugi.

"Jadi para pelaku judi atau trading dan sejenisnya ini bukan hanya sekadar untuk mencari keuntungan dan kesenangan. Tapi sensasinya itu yang dicari. Ini juga dipengaruhi hormon endorfin yang memicu kebahagian." ungkap pengurus Asosiasi Psikolog Forensik perwakilan Jawa Timur itu.

Menurutnya, jika mengalami kecanduan berjudi, area otak yang disebut neurotransmitter mungkin terlalu aktif. Wilayah hiperaktif ini yang nantinya akan menyebabkan pemikiran yang menyimpang.

Ia juga menjelaskan, respons perjudian sama seperti otak yang merespons kecanduan alkohol.

"Dan jika sudah memengaruhi kehidupan pribadi dan masuk pathologic gambling ya harus ada penanganan khusus," kata Betty.

Penanganan juga harus segera diambil jika mereka berjudi untuk mengalihkan perhatian dari kesedihan dan ketakutan. Serta mengambil uang yang lebih banyak untuk dipertaruhkan agar mendapatkan kembali uang yang kalah.

"Jadi jika ada pelaku yang sudah rugi tapi terus mempertaruhkan uang yang lebih besar ini sudah masuk pathologic gambling. Tapi, biasanya mereka tidak jujur dengan keluarga," ungkap dia.

Penanganan juga harus dilakukan jika pelaku kehilangan pekerjaan, relasi, hngga kehilangan kesempatan berkarir. Termasuk berbohong akan waktu dan sejumlah uang yang sudah dipakai untuk berjudi.

"Termasuk mereka berkali-kali gagal berhenti berjudi dan menghabiskan waktu untuk berpikir tentang judi dan bagaimana caranya biar memang. Jika sudah merasakan hal-hal semacam itu lebih baik konsultasi ke ahli kedokteran jiwa atau psikolog klinis," kata dia.

Nantinya jika diagnosis sudah tegak, akan ada pilihan penanganan termasuk terapi kognitif dan jika diperlukan akan dilakukan pengobatan psikiatris.

"Saat proses ini butuh dukungan keluarga dan teman dekat. Termasuk melakukan kegiatan posisif atau bisa juga dengan terapi CBT (cognitive behavioral therapi), mindfullness therapy, serta hipnoterapi," kata dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/15/160100078/soal-korban-tergiur-bermain-trading-walau-rugi-psikolog-sebut-bisa-bikin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke