Ia menjual berbagai macam keripik buah, seperti apel, nangka, pisang, nanas, dan salak.
Setiap harinya, Khamim bisa memproduksi 300 kilogram keripik. Keripik buah milik Khamim dijual Rp 110.000 hingga Rp 140.000 per kilogram, tergantung jenisnya.
Kemudian, untuk proses pembuatan keripik buah dilakukan dengan higienis. Mulai dari pengupasan, pemotongan, penggorengan, penyortiran, hingga pengemasan.
Masing-masing pegawai selalu menggunakan masker dan sarung tangan. Total ada sekitar 20 pegawai yang merupakan warga sekitar tempat usahanya.
Omzet capai Rp 1,5 juta sehari
Khamim mengatakan, omzet usahanya itu sekitar Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per hari.
Baca juga: W20 Bahas Isu Perempuan dan Disabilitas Sekaligus Kenalkan Kota Batu ke Dunia
"Untuk omzet perhari bisa Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta, ini kondisi menurun di bulan Januari sampai Maret, mudah-mudahan setelahnya permintaan pemesanan bisa naik karena menjelang Ramadhan juga," ungkapnya.
Strategi pemasaran yang dilakukannya melalui TikTok justru membuatnya kewalahan melayani permintaan.
Untuk memenuhi kebutuhan keripik yang ada, ia tidak jarang bekerja sama dengan industri keripik buah lainnya.
Meskipun begitu, kondisi tersebut menurutnya belum seperti saat sebelum pandemi Covid-19 yang bisa memproduksi keripik hingga dua kali lipat.
Ke depan, dia berharap, kondisi penjualan keripik buahnya semakin meningkat dan pandemi Covid-19 segera berakhir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.