Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pemilik Usaha Keripik Buah di Kota Batu, Berhasil Bangkit Setelah Manfaatkan TikTok

Kompas.com, 11 Maret 2022, 17:52 WIB
Nugraha Perdana,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BATU, KOMPAS.com - Tak sedikit usaha makanan terdampak pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak 2020. Salah satunya, Kendedes Selecta Fruit, usaha anekah kripik buah di Desa Tulungrejo, Kota Batu, Jawa Timur.

Pemilik Kendedes Selecta Fruit Khamim Tohari mengatakan, usaha miliknya yang sudah dibangun sejak 2014 itu sampai tutup akibat sepinya orderan saat awal pandemi melanda.

"Waktu itu toko oleh-oleh enggak ada pesanan, wisatawan menurun dan kita kehilangan pendapatan sehingga sejak awal Covid-19 2020 sampai Oktober 2021 tutup," kata Khamim saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/3/2022).

Khamim memberanikan diri memulai usahanya kembali pada November 2021. Ia mulai memanfaatkan media sosial TikTok untuk memasarkan produknya.

"Saya pikir-pikir pesanan sekarang kan jumlahnya jauh berkurang dibandingkan sebelum pandemi, kemudian TikTok ini kan banyak penggunanya terus viral, saya kepikiran kenapa tidak memanfaatkan ini. Akhirnya ya sudah saya jalankan," tutur Khamim.

Awalnya, Khamim harus mengeluarkan modal ratusan ribu rupiah supaya akun TikTok-nya yakni @keripikkendedes1 dapat dilihat banyak pengguna.

Baca juga: Mengenal Wisata Edukasi Susu Sapi Perah di Kota Batu, Wisatawan Bisa Ikut Memerah

Awalnya, ia juga canggung untuk tampil dan berbincang di media sosial itu.

 "Saya modal hanya beberapa kali, hanya di awal nggak setiap hari, cuma Rp 30 ribu setiap mau dapat viewers," katanya.

Khamim Tohari pemilik usaha Kendedes Selecta Fruit, usaha aneka keripik buah di Desa Tulungrejo, Kota Batu, Jawa Timur saat sedang live di TikTok. Tangkapan layar akun TikTok @keripikkendedes1 Khamim Tohari pemilik usaha Kendedes Selecta Fruit, usaha aneka keripik buah di Desa Tulungrejo, Kota Batu, Jawa Timur saat sedang live di TikTok.
Hampir setiap hari Khamim mempromosikan produknya lewat TikTok. Biasanya, ia lebih intensif melakukannya pada hari libur.

"Kalau hari kerja biasanya saya promosi lewat TikTok itu jam 12 siang sama sore hari, terus kalau Minggu kadang lebih nggak kenal waktu, karena banyak orang libur jadi momen untuk usaha," katanya.

Saat ini, pemesan keripiknya juga dari luar negeri yang rata-rata merupakan pekerja migran asal Indonesia. Seperti di Hongkong, Thailand, Malaysia dan lainnya.

Meski begitu, ia merasa ongkos kirim ke luar negeri sangat mahal.

"Biasanya lebih dari 10 bungkus pesennya tapi, ongkos kirimnya juga lebih mahal seperti ke Malaysia itu Rp 95.000 per kilonya, ke Thailand juga Rp 110.000, kalau bisa murah," katanya.

Selain itu, produksi keripik buahnya dipasarkan di berbagai daerah di Indonesia. Seperti Malang, Jakarta, Surabaya dan Bandung.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau